Kegiatan perlatihan yang bertajuk Pembinaan Guru Pendamping Penulisan Cerpen bagi Siswa Jenjang SD/MI dan SMP Negeri dan Swasta se-Kota Surabaya diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya di Conversation Hall Surabaya, Senin (26/11/2018).
Acara dibuka Sekretaris Dispendik Surabaya Aston Tambunan didampingi Chamim Rosyidi Irsyad, Kepala SMPN 21 sekaligus Pembina MGMP Bahasa Indonesia SMP. Kegiatan dihadiri 591 guru yang terdiri atas 211 guru SD dan 380 guru SMP. Hadir sebagai narasumber Much Khoiri, Penggerak Literasi, dosen FBS Unesa ; Anies Listyowati, dosen Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya.
Dalam sambutannya, Aston menuturkan bahwa kegiatan perlatihan ini bertujuan agar guru dapat membimbing dan mengarahkan para siswa di sekolah dapat menulis cerita pendek (cerpen) sesuai dengan standar penulisan cerpen.
Much Khoiri menjelaskan, kegiatan ini bukan sebagai pembinaan, tetapi untuk menyegarkan kembali wawasan tentang penulisan cerpen. Sagu, Sabu: Satu Guru, Satu Buku, harapan penulis 37 buku dalam 7 tahun. “Guru tidak hanya membimbing menulis cerpen, tetapi juga meneladani siswa dengan menulis cerpen,” penulis kumpulan cerita pendek ‘Ndoro, saya ingin bicara’.
Sementara itu, Anang Efendi, guru SMP Al Irsyad mengatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat. Guru dapat wawasan bagaimana cara menulis cerpen yang sesuai standar. Manfaat tersebut dapat diimbaskan kepada anak-anak di sekolah. “Kalau bisa pelatihan ini berkelanjutan sehingga guru-guru mendapatkan wawasan yang memadai,” harap Anang.
Materi kedua tentang Kriteria Penilaian Lomba Menulis Cerpen disampaikan oleh Anies Listyowati, dosen Unipa. Dalam paparannya, Anies menyebut tentang format penulisan cerpen. Salah satunya tentang maksimal menggunakan 1.000 kata. “Kurang sedikit tidak masalah. Asal jangan 500 kata,” ujarnya.
Selain itu mengenai kesusaian tema, unsur cerita, penggunaan bahasa, dan orisinalitas, harus sesuai. “Judul bebas asal isinya sesuai dengan tema besar yang dimaksud,” tuturnya. Tahun 2019 mendatang, lanjut dia, lomba cerpen di Dispendik Surabaya mengangkat tema Peran Ibu dalam Pembelajaran Literasi Keluarga; Guru dan Peningkatan Pendidikan Karakter; dan Peran Taman Bacaan Masyarakat dalam Pendidikan Masyarakat. (Humas Dispendik Surabaya)