Pengembangan budaya literasi kota Surabaya yang cukup signifikan mulai dari menyiapkan program sampai pemenuhan sarana dan prasarana untuk mendorong minat para siswa agar gemar membaca dan menulis, menarik perhatian dari pihak lain.
Tadi pagi, Jumat (26/08) sebanyak 12 orang anggota dan pengurus Dewan Pendidikan (DP) Labuhanbatu mengunjungi kantor Dispendik. Kedatangan rombongan disambut hangat oleh Sekretaris Dispendik Drs. Aston Tambunan, M. Si di ruang rapat Kartini.
Annim Hasibuan, Ketua Tim DP Labuhanbatu menerangkan, bahwa kunjungan ke Surabaya ialah tidak lain ingin belajar bagaimana mewujudkan kota literasi. Menurutnya, Surabaya merupakan sebuah kota percontohan literasi nasional.
“Sebelum ke Dispendik kami mengunjungi perpustakaan kota dan TBM di Surabaya”.
Pada kesempatan ini, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menjelaskan, awal mula menggalakkan budaya literasi yakni dengan meliburkan para siswa di hari “kejepit”, tujuannya agar para siswa dapat berkumpul dengan keluarga sekaligus meningkatkan ketahanan keluarga. Namun mereka tidak libur begitu saja, para siswa diberi tugas untuk menuliskan pengalamannya selama liburan bersama keluarga dan kemudian dituangkan dalam bentuk cerita pendek (cerpen).
Cerpen-cerpen karya siswa dilombakan, 30 cerpen terbaik dibukukan dan dibagikan ke sekolah-sekolah. Selanjutnya program berlanjut menjadi Tantangan Membaca Surabaya.
“Sampai akhir Desember tahun lalu jumlah buku yang telah dibaca siswa Surabaya mencapai 1.579.333 buku, dan di tahun 2016 ini target kami naikkan menjadi 2 juta buku”.
Sementara itu Aston menerangkan, salah satu program pendidikan di surabaya yang juga telah berhasil dikembangkan yakni pendidikan gratis di semua jenjang mulai dari tingkat SD hingga SMA. Pembiayaan pendidikan di Surabaya telah di-cover melalui anggaran pendidikan yang mencapai hampir 32 % dari APBD kota Surabaya.
“Selain BOS dari pusat Surabaya juga memiliki BOPDA untuk kegiatan operasional sekolah”.
Dispendik juga telah berhasil mengembangkan 17 inovasi program pendidikan melalui aplikasi online. Tujuh belas inovasi program pendidikan di Surabaya, diantaranya Profil Sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), Seleksi Calon Kepala Sekolah, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online, Tantangan Membaca 2015, P2KGS, Profil LKP dan PKBM, Aplikasi Gaji Online, dan UNBK 100 persen.
Disisi lain, anggota Dewan Pendidikan Surabaya (DPS) Yuli Purnomo menyampaikan bahwa seleksi secara online dengan menganut azas transparan dan akuntabel telah dilakukan untuk menjaring anggota DPS yang profesional.
“Prosesnya pun juga melibatkan akademisi dari perguruan tinggi dalam menilai para calon”. (Humas Dispendik Surabaya)