Maraknya kasus kejahatan yang disertai pelecehan seksual yang banyak menimpa para anak usia dini dewasa ini, membuat keprihatinan yang mendalam oleh sebagian besar masyarakat Surabaya untuk berupaya mencegah serta menanggulangi masalah tersebut.
Tadi siang, bertempat di gedung Wanita Surabaya Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia (GOPTKI) bersama Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Kota Surabaya adakan pelatihan guna menanggulangi masalah pelecehan seksual pada anak.
Ketua panita penyelenggara kegiatan Shinta Setia mengungkapkan, kegiatan ini merupakan sebuah langkah antisipasi terhadap maraknya kasus-kasus pelecehan seksual yang banyak menimpa pada anak usia dini. “Sedikitnya ada 200 pengurus GOPTKI dan IGTKI yang mengikuti kegiatan ini”.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang GOPTKI kota Surabaya Chusnul Ismiati Hendro Gunawan menerangkan, mengaca pada kasus yang menimpa korban kekerasan seksual pada anak di JIS Jakarta, serta di beberapa daerah lain di Indonesia. Upaya pencegahan serta penanggulangan kasus kejahatan pelecehan seksual anak harus segera dilakukan.
Oleh karena itu, anak-anak harus dibekali sebuah pengetahuan tentang pendidikan seksual, dengan tujuan mereka dapat mengetahui bagaimana cara melindungi tubuhnya sendiri bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Acara pelatihan tentang perlindungan kejahatan seksual pada anak usia dini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Dr, Ikhsan, S. Psi, MM.
Dalam sambutannya Ikhsan mengemukakan, nantinya para kepala sekolah TK akan diberikan sebuah pelatihan secara bertahap dalam rangka untuk melakukan pencegahan terhadap terjadinya tindak kejahatan seksual yang saat ini banyak menimpa anak usia dini.
“Pelatihan tersebut akan dilakukan serentak di setiap wilayah Surabaya dan diikuti tidak kurang 1.300 kepala TK se-Surabaya. Dengan harapan, setelah mereka dilatih, para kepala TK dapat melatih guru-gurunya untuk dapat memberikan penyuluhan tentang pencegahan tindak kejahatan seksual pada anak.
Sementara itu, Didik Ranu salah seorang narasumber pencegahan pelecehan seksual terhadap anak usia dini menjabarkan, para guru nantinya dapat mengajarkan tentang bagaiamana seorang anak paham tentang bagian tubuhnya sendiri, mana yang bersifat tertutup dan harus terjaga dan mana yang boleh di sentuh oleh orang lain.
Serta para orang tua, harus lebih selektif dalam mengarahkan anak dalam menonton acara di televisi, mana yang baik juga mana yang kurang baik untuk di tonton, karena nantinya dapat mempengaruhi faktor psikologis terhadap tumbuh kembang anak, tuturnya. (Humas Dispendik Surabaya)