“Aku Bangga Jadi Anak Surabaya” merupakan tema yang diusung oleh Dispendik Kota Surabaya dalam rangka Lomba Menulis Cerita Pendek Tahun 2016 bagi siswa jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK se Kota Surabaya. Lomba menulis cerita pendek tahun ini merupakan lomba yang sudah menapaki tahun ketiga.
Sejumlah juri yang terdiri atas guru bahasa Indonesia SMP, SMA , dan SMK yang didampingi sastrawan Surabaya, Aming Aminudin, Joko, dan Widodo, menerima berkas cerita pendek karya siswa di Ruang Dewan Pendidikan Dispendik, Kamis siang (25/08).
Eko Prasetyoningsih, Kabid Dikdas Dispendik Surabaya, mengatakan bahwa lomba menulis cerpen bertujuan untuk melatih para siswa gemar menulis. Menulis seperti halnya kegiatan berbahasa lainnya, merupakan keterampilan. Setiap keterampilan hanya akan diperoleh melalui berlatih. Berlatih secara sistematis, terus menerus, dan penuh disipilin merupakan resep yang selalu disarankan oleh praktisi untuk dapat atau terampil menulis. Jika proses itu telah dilalui, diharapkan akan muncul bakat-bakat para siswa, pungkas Eko.
Dalam sambutannya, Joko memaparkan bahwa kriteria penilaian lomba penulisan cerita pendek ada 5 (lima) hal, yaitu : kedalama ide atau tema, diksi atau pilihan kata dan kalimat, luapan ekspresi, orisinalitas, dan teknik penulisan. Masing-masing kriteria mempunyai bobot yang tidak sama, khusus diksi, luapan ekspresi, dan orisinalitas tentu bobotnya lebih tinggi daripada lainnya. Cerita pendek merupakan karya fiksi, maka peran imajinasi , luapan perasaan, dan mengolah alur dramatik itu sebagai point terpenting, imbuh Joko.
Ali Muchson, satu di antara juri dari SMPN 23, menuturkan bahwa hasil penjurian akan menetapkan masing-masing jenjang akan dipilih 30 cerita pendek terbaik. Jenjang SD 30 cerita pendek, jenjang SMP 30 serita pendek, dan jenjang SMA/SMK 30 cerita pendek. Hasil cerita pendek dari ketiga jenjang di atas nantinya akan dicetak oleh Dispendik Kota Surabaya sebagai buku kumpulan cerita pendek karya siswa Surabaya tahun 2016, tambahnya. (Humas Dispendik Surabaya)