Tanpa kita sadari melalui lomba peneliti belia (LPB) yang setiap tahun diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya untuk mencetak para generasi emas bangsa melalui bidang akademik menghasilkan penemuan-penemuan yang spektakuler dari para siswa Surabaya. Sebut saja penemuan helm berpendingin karya Linus Nara Pradhana siswa SMAN 16, kemudian celana dalam anti kejahatan seksual oleh Aryo Seno Bagaskoro dan Ramadhan Putra Himawan dari SMPN 6 sampai penelitian limbah bonggol pisang sebagai alternatif pangan yang di teliti Lizabeth Maria Clarissa Laytno bersama tim dari SMA Katolik St. Louis 1. Kesemuanya itu menunjukkan bahwa siswa Surabaya tidak hanya sebagai pelajar biasa namun merupakan para siswa yang imajiner dan memiliki daya saing tinggi.
Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM mengungkapkan untuk terus menggali potensi para siswa dalam bidang riset pada bulan Oktober mendatang Dispendik akan kembali menggelar LBP tingkat kota, namun sebelumnya ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan. Pertama, di bulan September yaitu melakukan refresh untuk semua bidang, kemudian pembekalan per bidang yang meliputi ekologi dan non ekologi (fisika, komputer sains, dan metematika), dan pertemuan per bidang antara peserta didik dengan narasumber.
“Jadwal pelaksanaan LPB Surabaya Oktober Minggu Keempat mulai 26-27 Oktober 2016”, tutur Ikhsan ketika rapat bersama MGPP (Musyawarah Guru Pembimbing Penelitian) Kota Surabaya yang baru terbentuk, tadi sore (25/08).
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut kembali berujar tidak hanya melibatkan para siswa, para guru pun juga memiliki kesempatan untuk mengikuti LBP. Menurutnya, selain memotivasi siswa untuk terus berkarya di bidang akademik, LBP juga bertujuan untuk memunculkan bibit-bibit ilmuwan muda Surabaya.
“Selain LBP kami juga membentuk komunitas para penelitia belia untuk saling bertukar pengalaman dan wawasan”.
Ketua MGPP Erlangga P. Dharma, SE.M.Sc menuturkan ada beberapa langkah riset yang dilakukan oleh guru dan siswa mulai dari menentukan rumusan masalah, mengumpulkan data, membuat hasil hipotesis, eksperimen, uji eksperimen sampai pada kesimpulan. Nah, sebelum mengikuti lomba guru dan siswa akan dibekali dengan pendampingan, pendampingan tersebut dilakukan oleh para ahli sehingga mereka siap mengikuti lomba.
“Kami berharap banyak prestasi yang nantinya akan dihasilkan para siswa melalui konsep lomba yang matang ini”.
Sementara itu, Evy Juniandari kepala SPINS School mengaku melalui LBP anak didiknya Nausheen Baht yang pada tahun lalu meraih juara pertama Asia Pacific Conference of Young Scientists (ICYS) saat ini telah mendapatkan beasiswa sekolah S-1 di luar negeri. Lewat hasil penelitiannya yang berjudul “Natural Substituties to Prevent of PVC in Artificle Leather Aloevera” , Nausheen telah ditawari beasiswa oleh 10 perguruan tinggi terkemuka di dunia.
“Ini merupakan wadah yang baik untuk memotivasi para siwa dalam meningkatkan potensinya”. (Humas Dispendik Surabaya)