Sekolah adiwiyata adalah Sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah agar dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh kita. Bermaksud menggali wawasan baru tentang Sekolah Adiwiyata tersebut, 100 Guru SMP, SMA, dan SMK dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, dalam rangkaian kunjunganya ke Jawa Timur, menyempatkan berkunjung ke SMP Negeri 23 Surabaya , Selasa (23/). Rombongan yang didampingi oleh Kadispendik Kabupaten Pinrang itu melanjutkan kunjungannya ke kota Malang.
Dalam paparannya di hadapan para tamu, Kun Maryati, S.Pd., penanggung jawab PLH SMPN 23 mengatakan, SMPN 23 telah melaksanakan program Adiwiyata sejak tahun 2009, dan meraih juara tingkat Kota Surabaya. Seiring dengan perkembangan, beberapa program-program andalan telah dilakukan, seperti pembuatan lubang biopori, penanaman pohon, pembuatan hutan sekolah, konservasi air, bank sampah, penanaman sayur-sayuran organik, penjualan aksesoris, penyulingan bunga kenanga, bunga tanjung, dan tanaman sere menjadi parfun.
Prinsip 3R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle dikembangkan dalam tata kehidupan sekolah. Khususnya, untuk Recycle, salah satu produk unggulan SMPN 23 Surabaya yaitu pembuatan minuman “ES Kepo”, Kepo, maksudnya kulit pisang kepok. Es Kepo, adalah minuman yang dibuat dengan bahan memanfaatkan kulit pisang kepok dibuat menjadi sirup. Minuman ini selain sebagai “Welcome Drink” jika ada tamu berkunjung baik dari berbagai daerah, bahkan tamu dari luar negeri, tambah Elly.
Dra. Elly Dwi Pudji Astuti, Kepala SMPN 23, dalam sambutannya mengatakan, bahwa penghargaan Adiwiyata adalah penghargaan yang diberikan kepada sekolah-sekolah yang dinilai berhasil mendidik siswa menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Penilaian Adiwiyata didasarkan pada 4 kriteria, yakni; pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, dan pengelolaan dan pengembangan sarana pendukung sekolah.
Seperti halnya pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, SMPN 23 banyak menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Di antaranya warga sekolah, para alumni, komite sekolah, dan tokoh masyarakat. Di samping dukungan dari berbagai lintas instansi, baik instansi Pemkot Surabaya, Pemprov. Jatim, instansi swasta, dan instansi BUMN seperti PT Pertamina, dan lain-lain. “Kami harus rajin minta-minta ke mana-mana.”, tambah Elly.
Beberapa prestasi diperoleh SMPN 23 dibidang pengelolaan lingkungan, antara lain sebagai 10 Besar Juara Eco School 2011, Juara 5 Besar Eco School 2012, Juara II Lomba Yel-Yel Eco School 2012. Juara Pertama Eco Preneur 2013, Juara II Echo School 2013 dan Juara I Lomba Yel-Yel Echo School 2013. Untuk masing-masing kejuaraan tersebut menyabet puluhan kategori piala, di antaranya sebagai The First Place Eco Preneur 2013, The Best Park, The Best Biopori, The Best Forest School, dan The Best Jurnalist. Sedangkan penghargaan personal, yakni memperoleh Eco Head master of The Year 2013, The Best Sudent of The Year 2012, dan The Best Teacher of The Year 2010. (Humas Dispendik Surabaya)