Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin dan bertindak sebagai inspektur upacara dalam rangka Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Jumat (10/11).
Turut hadir dalam undangan kehormatan puluhan pejuang yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surabaya serta keluarga veteran dan perintis Kemerdekaan RI.
Wali kota Surabaya didampingi oleh Kapolrestabes Surabaya, serta jajaran pejabat Organisasi Perangkat Daerah. Pasukan dalam barisan berasal dari berbagai kesatuan militer, seperti TNI, Polri, serta organisasi kepemerintahan Linmas dan Satpol PP. Hadir juga sebagai penggembira ribuan pelajar dari sekolah menengah pertama dari berbagai sekolah di Surabaya.
Sementara itu, di sela upacara juga dibacakan pesan-pesan Pahlawan Nasional di antaranya Nyai Ageng Sera, Jenderal Sudirman, Moh. Yamin, Supriyadi, Pattimura, Ir. Soekarno, dan Kartini. Dilanjutkan dengan amanat pembina upacara yang dibacakan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Dalam amanatnya Wali Kota membacakan pidato Menteri Sosial RI Khofifah Indarparawansa. Risma menyampaikan pesan penting para pendiri bangsa setelah kemerdekaan diraih maka tahapan selanjutnya adalah bersatu kemudian berdaulat adil dan makmur. Selanjutnya Risma mengamanatkan untuk perkokoh persatuan membangun negeri, apabila kita mampu bersatu sebagai bangsa maka kita akan bisa maju bersama.
“Adanya harapan dan pengorbanan, itulah yang membentuk persatuan dan melahirkan Indonesia agar Republik Indonesia menjadi besar. Menyala api harapan yang menjadi Pemantik tindakan heroik yang mengagungkan jadi modal tak ternilai,” ujar Risma dalam pidato Menteri Sosial.
Risma juga menyampaikan 9 agenda prioritas pemerintah yang kini disebut Nawacita terdiri dari 3 pokok program yakni mental, kultural, dan politik. “Untuk mewujudkan Nawacita kita harus meluruhkan ego personal dan kepentingan kelompok. Riwayat negeri kira RI menorehkan teladan semangat berkorban menjaga persatuan Indonesia,” lanjut Risma.
Setelah amanat selesai, dilanjutkan dengan penampilan teatrikal 10 November oleh 550 siswa SD dan SMP se-Surabaya. Penampilan teatrikal yang menggambarkan peperangan oleh Arek-arek Suroboyo saat mengusir penjajah pada 10 November silam. (Humas Dispendik Surabaya)