Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berulang tahun hari ini ke 58, Rabu (20/11/2019). Sejak pagi, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu menggelar doa bersama di rumah dinas Wali Kota Surabaya. Hadir pada kesempatan itu, Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, semua Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah), Kepala Bagian dan para Camat se-Kota Surabaya.
Pagi itu, Wali Kota Risma menggelar doa bersama dan potong tumpeng. Sarapan pagi itu penuh khidmat dan canda tawa. Tak lama kemudian, Waka Polrestabes Surabaya beserta jajaran Polrestabes Surabaya, Danrem, dan Kajari datang untuk memberikan doa dan selamat ulang tahun kepada Wali Kota Risma.
Selain mendapatkan doa dari jajaran Pemerintah Kota Surabaya, Wali Kota Risma juga mendapatkan doa dari warga dan netizen. Bahkan, tagar WishForBuRisma sempat menjadi tranding topic di twitter. Yang istimewa, alam pun seakan menyambut ulang tahun Wali Kota Risma ini. Bunga Tabebuya yang bermekaran dan berguguran sejak beberapa hari lalu, seakan mewakili alam untuk mengucapkan “selamat ulang tahun”.
Ucapan itu pun seakan terdengar Wali Kota Risma. Buktinya, tiba-tiba Wali Kota Risma mengajak Kepala OPD, Kepala Bagian dan para camat yang hadir di kediaman itu untuk berkeliling Kota Surabaya melihat indah dan cantiknya Bunga Tabebuya. Bahkan, Wali Kota Risma mengajak mereka untuk foto bersama. Momen ini sangat jarang dan bahkan tidak pernah dilakukan oleh Wali Kota Risma.
Setelah sarapan, rombongan yang diikuti pula oleh Danrem, Kajari dan Waka Polrestabes Surabaya itu beranjak menuju Jalan Mayjen Sungkono. Di lokasi itu, deretan Bunga Tabebuya sedang bermekaran dan banyak pula yang berguguran. Indah nan cantik. Di lokasi itu, rombongan ini berfoto bersama. Senyum dan rasa senang terpancar dari wajah mereka.
Selanjutnya, mereka menuju Jalan HR Muhammad. Di jalan ini, deretan Bunga Tabebuya juga tak kalah indahnya. Lagi-lagi, Wali Kota Risma dan rombongannya berfoto bersama. Penjelajahan Bunga Tabebuya itu berakhir di Jalan Ahmad Yani. Di lokasi ini, banyak pula warga yang berfoto ria. Wali Kota Risma pun diajak foto bersama oleh warga.
“Kebetulan tadi itu ngumpul, ada kepala dinas, kepala bagian dan para camat. Saya kan ingin ada kenang-kenangan dengan mereka, makanya saya ajak jalan. Oke kita foto di jalan bersama Bunga Tabebuya. Kebetulan juga ada Pak Danrem, Pak Kajari, dan Waka Polrestabes Surabaya, saya ajak jalan sekalian,” kata Wali Kota Risma saat melihat indahnya Bunga Tabebuya di Jalan Ahmad Yani.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga mengatakan bahwa keindahan Kota Surabaya tidak kalah dengan negara-negara lain yang juga memiliki banyak bunga. Apalagi, dia mengaku sudah pernah berkunjung ke beberapa negara yang memiliki Bunga Tabebuya. “Saya kira tidak kalah lah. Silahkan datang ke Surabaya daripada jauh-jauh mengeluarkan tiket. Mampir ke Surabaya, saya kira tidak jauh beda,” tegasnya.
Presiden UCLG Aspac ini juga sangat bersyukur Kota Surabaya semakin indah dengan mekarnya Bunga Tabebuya itu. Bagi dia, bunga-bunga itu nantinya akan menjadi investasi bagi Kota Surabaya untuk bisa menjadi Kota Wisata ke depannya. “Semuanya berkesan tadi. Saya juga punya rencana lain (terkait Bunga Tabebuya), tapi nanti aja ya,” ujarnya sambil tersenyum.
Surprise dari wartawan
Kemeriahan ulang tahun Wali Kota Risma ini tidak selesai sampai disitu. Namun, setelah Wali Kota Risma menerima CSR dari Bank Jatim dan menggelar wawancara dengan awak media, ia pun mendapatkan surprise atau kejutan dari para wartawan yang bertugas di Pemkot Surabaya.
Kejutan itu berupa aksi kesurupan yang diperankan oleh seorang jurnalis senior bernama S. Wanto. Kejutan itu dilakukan saat Wali Kota Risma memberikan keterangan Pers seputar aktifitasnya di Afrika Selatan, selaku Presiden UCLG di ruang kerjanya. Saat itu, ia menjelaskan tentang kunjungannya ke Makam Syech Yusuf di Afrika Selatan itu. “Syech Yusuf itu terkenal. Dulu dari Makasar. Dia tokoh agama yang menyebarkan agama Islam di situ,” terangnya.
Namun, tiba-tiba penjelasannya terhenti manakala terdengar suara lantang seperti orang kesurupan tak jauh dari tempat duduk Wali Kota Risma. Sontak, perhatian sejumlah wartawan yang tadinya tertuju ke wali kota beralih ke salah satu wartawan yang seolah-olah kesurupan. “Hahaha….ergh..ergh..hahaha..!,” teriaknya lantang sembari tertawa terbahak-bahak.
Sebenarnya, tak semua wartawan berada di ruang kerja Wali Kota Risma menyadari bahwa aksi kesurupan tersebut sudah diskenariokan sebagai surprise (kejutan) kepada Wali Kota Risma yang merayakan ulang tahunnya. Pasalnya, beberapa wartawan memang benar-benar terlihat panik. Meski, sebagian lain justru berkomentar dengan nada guyon. “Telpon 112 (nomor layanan kedaruratan Pemkot Surabaya), cepat telfon,” ujar salah seorang jurnalis.
Tak sekedar mengerang, pelaku kesurupan bahkan menyebut akan mengikuti perempuan yang dinilai orang baik. Orang yang disebut salah seorang wartawan tersebut sejatinya adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. “Aku ikut orang perempuan itu, orang itu baik, aku ikut,” ucapnya berkali-kali.
Tak disangka, Wali Kota Risma tak mengira jika kejuatan tersebut hanya akal-akalan para wartawan sebagai kado ultahnya. Sikap Wali Kota Risma ini terlihat saat ia menyuruh para jurnalis agar membacakan doa kepada yang kesurupan. “Bacakan Al Fatehah, teman-teman. Dibisiki,” serunya kepada para wartawan.
Tak berselang lama, suasana yang sebelumnya tegang menjadi kegembiraan, manakala para wartawan kompak menyanyikan Lagu Selamat Ulang Tahun. Mendengar itu, raut Wali Kota yang tadinya tegang berubah sumringah. “Ya Allah arek-arek itu. Gak jelas arek-arek itu,” ujarnya sembari tertawa lalu dilanjutkan meniup lilin kue ulang tahun yang diberikan para wartawan.
Saat ditanya wartawan tentang kejutan yang diberikan, Wali Kota Risma mengakui, bahwa dirinya sejatinya takut. Ia sempat membaca Surat Al Fatehah ketika melihat salah seorang kesurupan. Ia benar-benar heran dengan akting yang dipertontonkan para jurnalis. Kejutan yang ditunjukkkan dinilai begitu meyakinkan. “Tak pikir gendeng, gak dibacakan doa. (Pelaku kesurupan) malah ditanya, kamu siapa ?,” katanya.
Semula, Wali Kota risma menduga, kesurupan yang terjadi dampak dari pertanyaan wartawan berbau mistis seputar makam. Tetapi, beberapa menit kemudian dalam hati, ia heran, dengan aksi kesurupan tersebut, karena pelaku mengeluarkan kalimat Honocoroko (Ejaan Bahasa Jawa). “Lha iyo (kesurupan) kok bisa nyebut Honocoroko,” katanya disambut tawa para wartawan.
Kejutan yang diberikan wartawan mengingatkan Wali Kota Risma pada momen beberapa tahun lalu. Kala itu, di hari ultahnya, para wartawan juga memberikan kejutan dengan membuat aksi maling tertangkap polisi di Kantor Pemkot Surabaya. “Dulu aksi Maling, sekarang kesurupan,” katanya.
Setelah bercengkerama, saat ditanya harapnnya dipertambahan usianya, Wali Kota Risma menyampaikan mohon didoakan supaya sehat dan bisa bekerja seperti tahun-tahun sebelumnya yang kerap blusukan kemana-mana. Namun, semenjak kedua kakinya menderita sakit, akhirnya ada keterbatasan baginya dalam melakukan aktivitas. “Inginnya aku kan lihat sendiri. Dulu kan aku tiba-tiba nyelonong kemana-mana. Sekarang tak berani, karena kalau naik harus dibantu, ke tempat-tempat yang sempit masih belum berani,” paparnya.
Saat menyampaikan, harapannya yang kedua, dengan nada terbata-bata bercampur rasa haru, ia menyebut, keinginannya para wartawan hidupnya sejahtera. Ia menyatakan, sudah lama memikirkan nasib para jurnalis. “Gimana caranya ya, supaya teman-teman (wartawan) sejahtera,” katannya.
Kejutan yang diberikan wartawan benar-benar membekas di ingatan Wali Kota. Usai bertemu wartawan, saat ada pertemuan dengan para pejabat Bank BNI 46, kejutan wartawan itu kembali diceritakan kepada para bankir. Nampaknya, berbagai kejutan dari wartawan itu tidak akan pernah dilupakan Wali Kota Risma, karena ini menunjukkan keakraban seorang kepala daerah dengan para wartawan. (rls/Humas Dispendik Surabaya)