Tidak hanya pengembangan bakat dan potensi siswa yang terus dikembangkan, namun peningkatan kompetensi mengajar guru juga turut menjadi perhatian tersendiri bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (DispendiK) dalam upaya menjadikan Surabaya sebagai barometer pendidikan nasional.
Minggu (13/08), bertempat di Aula Srikandi, FIS UNESA sebanyak 265 guru SMP yang mengajar mata pelajaran (IPS) dapatkan peningkatan kompetensi melalui program Pemetaan dan Peningkatan Kompetensi Guru Surabaya (P2KGS).
“Dengan latar belakang yang berbeda-beda kita harapkan nantinya mereka memiliki penguasaan materi sesuai dengan kompetensinya ”, tutur Mamik Suparmi Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dispendik.
Mamik mengutarakan, melalui sistem online langkah awal yang dilakukan yakni dengan memetakan kemampuan guru. Pemetaan dimulai dari penilaian diri sendiri (self assesment) mengenai mata pelajaran (mapel) yang diampu oleh masing-masing guru. Setelah itu, Dispendik Surabaya menyiapkan soal untuk dikerjakan guru. Hasil pengerjaan soal digunakan sebagai penguat penilaian diri sendiri.
“Penguatan setiap kompetensi telah disesuaikan dengan model kurikulum terbaru”.
Sementara itu, Kadispendik Surabaya Ikhsan mengungkapkan P2KGS bukanlah sebuah tes seperti UKG namun lebih tepatnya menyiapkan para guru menjadi tenaga pendidik yang betul-betul professional di bidangnya. Ikhsan berharap agar semua guru menilai diri sendiri dengan jujur, karena jika terdapat kekurangan maka akan diberi sebuah penguatan dengan melakukan pendampingan yang tepat sasaran.
Dari penilaian diri sendiri dan pengerjaan soal, hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan dianalisa. Melalui hasil analisa, Dispendik Surabaya bakal mengeluarkan rekomendasi penguatan kompetensi bagi guru yang mempunyai kekurangan di berbagai aspek. Peningkatan kompetensi tiap-tiap guru sesuai dengan titik lemahnya tapi tetap berlandaskan mapel yang diampu.
Tidak hanya melalui sistem online, pelatihan diberikan dengan tatap muka langsung bersama narasumber berkompeten yang ditunjuk Dispendik Surabaya.
“Pelatihan model in-on, in-on. In pertama berupa pelatihan, kemudian on-nya mempraktikkan hasil pelatihan di sekolah. In kedua berupa pelatihan kembali untuk menutupi kekurangan saat praktik sesuai evaluasi, on terakhir adalah praktik kembali”.
Dihadapan para guru, Ikhsan juga turut mensosialisasikan penggunaan Kartu Pelajar Surabaya yang akan diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 Agustus 2017 mendatang. Kartu multifungsi ini dapat difungsikan sebagai debit card, kartu absensi kehadiran, kartu identitas pelajar, sistem monitoring sekolah dan juga sistem kontrol bagi orang tua siswa karena bisa cek kehadiran siswa, nilai siswa, dan pengumuman penting sekolah.
”Kartu Multi fungsi itu nantinya bernama Smart Student Card yang mempunyai banyak fungsi seperti kartu pelajar dan alat pembayaran dan juga untuk menabung”, pungkas Ikhsan. (Humas Dispendik Surabaya)