Tambahan wawasan dan pengetahuan dalam mendidik anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat dibutuhkan bagi para guru inklusi Surabaya.
Kemarin Rabu (22/02) sebanyak 65 guru inklusi yang terdiri dari 15 guru pendamping di Pusat Layanan Disabilitas (PLD) dan 50 guru pendamping khusus (GPK) mengunjungi Pusat Layanan Autis di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNESA Lidah Wetan. Mereka banyak hal mulai dari permainan alat edukasi sampai teknik pembelajaran.
Kasi Peserta Didik Sekolah Dasar Dispendik Surabaya Tri Aji Nugroho, S. Kom mengungkapkan kegiatan ini dalam rangka meningkatkan profesionalisme mengajar guru inklusi, sehingga kedepannya nanti mereka dapat lebih meningkatkan pelayanan dalam mendidik ABK di sekolah masing-masing.
“Tidak hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan pelayanan Pusat Layanan Disabilitas yang tersebar di lima wilayah Surabaya”, ujar pria 31 tahun ini.
Sementara itu, Dekan FIP UNESA Drs. Sujarwanto, M. Pd menerangkan bahwa pusat sumber layanan didirikan berdasarkan keinginan untuk membantu sekolah-sekolah dan berbagai pihak dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif.
Sujarwanto menambahkan, bahwa pusat sumber membutuhkan adanya resource center dimana suatu lembaga atau institusi yang melaksanakan tugas atau fungsi mebantu sekolah-sekolah regular dan masyarakat luas dalam melaksanakan pendidikan inklusif.
“Pusat sumber bertujuan untuk mewujudkan pelaksanaan layanan pendidikan ABK dalam setting inklusif yang bermutu dan bermartabat”. (Humas Dispendik Surabaya)