Penampilan rancak dan atraktif tarian Lungiting Asmoro dibawakan oleh para siswa-siswi SMKN 12 mampu membius hampir seluruh undangan yang hadir dalam acara pembukaan seminar nasional yang bertema “Harmonisasi Pendidikan Vocational Dengan Dunia Usaha/Industri di Provinsi Jawa Timur” yang tadi pagi (11/09) di buka oleh Gubernur Jatim Soekarwo di Hotel Bumi Surabaya.
Tari Lungiting Asmoro juga berhasil meraih juara pertama dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasioal (FL2SN) 2014 yang berlangsung di provinsi Jawa Tengah berberapa waktu lalu. Dalam cerita tari Lungiting Asmoro mengisahkan seorang pemuda yang sedang jatuh hati pada seorang gadis, kemudian ditolak cintanya. Lalu pemuda tersebut menggunakan cara yang tidak selazimnya (dukun) untuk menarik simpati gadis yang ddidambakan, hingga berakhir pada pemberotakan si gadis yang tetap tidak mau menerima cinta pemuda tersebut.
Acara yang dihadiri oleh para kepala SMK dan MKKS se-Jatim tersebut membahas peluang bagi lulusan SMK semakin terbuka lebar untuk bisa memperoleh lapangan pekerjaan. Tidak hanya datang dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dalam negeri, melainkan juga internasional.
Tak tanggung-tanggung, Jerman bahkan sudah mengumumkan peluang ini untuk seluruh lulusan SMK di Jatim sebanyak 6 juta lapangan pekerjaan baru.
Hal ini dengan tegas diungkapkan Perwakilan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Konstan dari Jerman Andreas Goschie saat menghadiri Seminar Nasional bertajuk harmonisasi pendidikan kejuruan dengan DUDI .
Andreas megatakan, peluang kerja di Jerman sangat besar bagi tenaga kerja terampil. Ini lantaran jumlah penduduk Jerman yang terus menyusut dari tahun ke tahun. “Contohnya saya ini juga orang tua tapi hanya memiliki satu anak. Jadi dari dua orang suami istri hanya melahirkan satu orang generasi baru,” tutur Andreas.
Mengetahui peluang tersebut, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo langsung merespon cepat. Bahkan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, terlihat begitu ngecek untuk membuat suatu Memorandum of Understanding (MoU). “Kalau perlu MoU-nya hari ini juga boleh,” tantang Pakde Karwo. Untuk mengisi peluang itu, langkah utama yang akan dilakukan ialah dengan menggali informasi terkait bidang kompetensi dan standarisasi yang dibutuhkan. Selanjutnya, untuk mempersiapkan sumber daya manusia.
Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi menambahkan, kesiapan untuk memenuhi permintaan pasar tenaga kerja baik domestik maupun internasional akan diintegrasikan melalui kurikulum SMK. Misalnya saja dalam standarisasi pasar tenaga kerja internasional terdapat empat variabel, sedangkan SMK saat ini hanya mampu memenuhi dua variabel saja, maka perlu upaya khusus agar SMK mampu memenuhi seluruh variabelnya. “Jadi lulusan SMK benar-benar mampu memenuhi pasar tenaga kerja,” kata dia.
Turut hadir dalam acara ini Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM bersama para kepala SMK negeri se- Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)