Taruna/taruni D3 Teknik Pesawat Udara (TPU) Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya, program beasiwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, dilepas dari Kantor Dinas Pendidikan (Dispendik), Senin pagi (24/9/2018). Pelepasan 48 taruna/taruni dilakukan Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan, Sekretaris Dispendik Aston Tambunan, serta jajaran stakeholder lain.
Dalam sambutannya, Ikhsan menyampaikan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ingin melihat para taruna/taruni program beasiswa Pemkot ini lulus kemudian bekerja. “Kalian merupakan orang-orang pilihan dari ratusan pendaftar. Kami berharap kalian semua bertekad untuk sukses,” katanya.
Seleksi ketat, lanjut Ikhsan, sudah dilalui sehingga terpilih 48 taruna/taruni. Mulai dari tes administrasi, tes potensi akademik (TPA) dan bahasa Inggris, tes kesehatan, kesamaptaan serta tes wawancara. “Kuatkan tekad saat masuk Poltekbang, karena kalian sudah melewati banyak orang,” ungkapnya.
Ikhsan meminta dalam tiga tahun ini fokus belajar, pandai-pandai bersosialisasi dengan teman, serta pandai membawa diri. Jangan sampai ada masalah karena tidak pandai membawa diri. Setelah lulus dan penempatan kerja, semuanya diperbolehkan mengembangkan diri masing-masing.
“Di sana (Poltekbang,red) asramanya bagus. Tempat praktik juga bagus disesuaikan kondisi aslinya. Jadi, dalam tiga tahun ini fokus dan jaga diri,” tutur mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini.
Selama tiga tahun mendatang, Ikhsan meminta kepada para taruna/taruni tidak mementingkan diri sendiri. Melainkan melihat orang tua maupun keluarga. Sebab, taruna/taruni ini ke depannya yang mengangkat derajat dan membahagiakan kedua orang tua dan keluarga. “Harapan orang tua jauh ke atas. Tiga tahun mendatang kalian dapat kerja bagus dan ikut menjaga kehormatan keluarga,” katanya.
Setelah mendapat pengarahan, 48 taruna/taruna diminta masuk ke dalam bus yang sudah disiapkan. Saat berjalan menuju bus, tak sedikit orang tua maupun keluarga pengantar taruna/taruni yang bersedih. Beberapa di antaranya menangis haru sambil memeluk anaknya yang akan menempuh pendidikan di Poltekbang Surabaya.
Salah satu orang tua yang menangis adalah Agus Hariyono. Anak pertamanya atas nama Crisrendra Maulana Hariyono Putra terpilih menjadi seorang penerima beasisiwa Pemkot Surabaya. “Saya berpesan kepada anak saya untuk fokus di pendidikan dulu. Lepas pikiran tentang orang tua, adik, keluarga, saudara, dan lain-lain,” katanya. Apalagi, lanjut dia, sebagai orang tua ingin anak pertamanya tersebut bisa berkompetisi dengan yang lain. (Humas Dispendik Surabaya)