Setelah kemarin (11/03), Hari ini, Rabu (16/03) Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya gelar seleksi lomba cipta puisi dalam rangka menyaring para siswa berprestasi yang nantinya ketia lolos akan diikutkan dalam lomba HAN dan FLS2N, hari ini puluhan siswa dari berbagai SMA ikuti seleksi lomba kriya.
Kasi Kesenian dan Olahraga Damaris Padmiasih, mengemukakan tema yang diangkat kali ini ialah “Keragaman Seni dan Kebersamaan demi Kejayaan Indonesia”. Pembuatan produk kriya harus memiliki keunikan dan siap jual berbasiskan ekonomi kreatif.
Damaris menambahkan, bahwa produk kriya yang dibuat oleh para siswa meliputi berupa perlengkapan yang dapat digunakan dalam keseharian, seperti tas, alas kaki, aksesoris fashion, cindera mata, mainan, dsb.
Menurutnya, materia yang digunakan dalam proses pembuatan seni kriya dapat berupa material alami seperti kayu, serat daun, biji-bijian, serta bahan jenis alami lainnya, namun juga dapat juga menggunakan material berupa limba yang terdiri atas barang sisa dan barang bekas.
“Kami berharap melalui seleksi ini akan memunculkan karya-karya kreatif anak Surabaya yang dapat mendukung perkembangan industri kreatif masa depan”.
Praci, salan seorang juri dari SMKN 12 menyampaikan setiap peserta wajib untuk membuat konsep rancangan sendiri sampai pada saat memamerkan hasil karyanya. Peserta diharuskan membuat karya tidak boleh mencontoh atau membantu/dibantu peserta lainnya.
“ Waktu yang diberikan 5 jam, para siswa dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin”.
Sementara itu, Cindy siswi asal SMAN 11 mencoba untuk mendaur ulang bekas galin air meniral untuk dijadikan sebuah hiasan lampu yang menarik. Sebelum dijadikan hiasan, galon terlebih dahulu dibentuk kemudian dilakukan pengecatan dan baru dihias.
“Produk ini nantinya semoga bermanfaat dan dapat menjadi sebuah karya seni yang dapat dinikmati bersama”.
Seni kriya merupakan salah satu dalam ekonomi kreatif itu, yaitu ide adalah suatu komediti yang dapat dieksplorasi dengan tiada habisnya. Manusia dengan akal budinya disertai kreativitas yang ditempatkan dalam lingkungan yang kondusif akan mampu menghasilkan produk-produk kreatif bernilai ekonomi. Bidang-bidang yang mencangkup dalam koridor ekonomi kreatif terdapat di dalamnya seni kriya. Kriyawan merupakan salah satu mata rantai penting industri seni kerajinan. Hal ini dapat dilihat pada sentral-sentral seni kerajinan di Bali, Yogyakarta dan daerah lain sebagai kantong-kantong seni kerajinan.
Hal ini telah menjadi bagian penting sebab mata rantai kunjungan wisata baik dari dalam dan manca negara telah ikut membuat wilayah-wilayah penghasil seni kerajinan itu menjadi berkembang. Untuk itu seni kriya sebagai awal munculnya seni kerajinan memegang peran yang utama terutama dalam menciptakan produk baru sesuai dengan target pasar yang akan dicapai. Dapat dilihat bahwa belanja seni ketrajinan seperti souvenir saja di Bali menjadi motivasi utama sebagai sasaran pembeli mencapai yakni 30-40% dari akibat interaksi langsung dari kunjungan wisatawan atau pembelian retail, sementara 60-70% adalah produk ekspor (wholesale) pada tahun 2009.
Produk-produk kriya telah menjadi elemen penunjang interior dan eksterior fasilitas kepariwisataan (hotel, rumah makan, taman kota, pusat Spa, kesehatan, dan sebagainya) di kota-kota di Indonesia maupun di luar negeri. (Humas Dispendik Surabaya)