Tanpa kita sadari Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes) akan memasuki tahun ke lima. Berbagai program pengembangan pelajar telah di torehkan melalui wadah ini, mulai dari program penghijauan sampai Kongres Pelajar Nasional di tahun 2014 menjadi sebuah sejarah yang berharga dalam tumbuh kembang kehidupan berorganisasi bagi para ketua OSIS di Surabaya.
Orpes menggelar kegiatan pra kongres untuk melakukan pemilihan calon ketua baru generasi ke lima. Acara pra kongres diikuti oleh 195 ketua OSIS perwakilan dari berbagai sekolah.
“Orpes akan memasuki tahun ke lima, oleh karena itu dibutuhkan regenerasi”, tutur Ikhsan Kadispendik Surabaya saat membuka kegiatan pra kongres, tadi pagi Kamis (20/10) di ruang aula Bung Tomo.
Ikhsan mengungkapkan melalui Orpes ini para siswa dilatih mentalnya untuk menjadi seorang pemimpin, pertama bagi lingkungan sekolahnya yang kedua yakni dapat dikembangkan di lingkungan masyarakat.
“Kalau sudah bisa di sekolah, tidak menutup kemungkinan nantinya menjadi pemimpin di masyarakat bahkan dunia”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut berharap agar 10 tahun yang akan datang banyak para pemimpin yang berasal dari pelajar Surabaya, karena di Orpes para pelajar telah banyak belajar tentang berbagai kegiatan positif dan pengembangan diri.
“Bagi yang terpilih diharapkan dapat menyampaikan program baik di lingkungan sekolah ataupun masyarakat”.
Khusnul Prasetyo, ketua Orpes generasi ke-empat menyampaikan dalam kegiatan pra kongres terdapat berbagai kegiatan utama, diantaranya yakni FGD membahas issue terhadap permasalahan pelajar, pemaparan program dari tiap-tiap kelompok, dan yang terakhir yakni pemilihan calon ketua Orpes generasi ke-lima.
“Saya berharap pengurus baru mampu memecahkan masalah dan mengimplementasikan kedalam program Orpes kemudian mensosialisasikan baik kepada lingkungan sekolah ataupun masyarakat”.
Pelajar kelas XII SMAN 4 terebut menambahkan, selain pemilihan calon ketua Orpes, juga ada tiga hal yang akan dibahas melalui pra kongres ini. Ketiga hal tersebut yakni, hak dan kewajiban pelajar, pengorganisasian pelajar, dan sinkronisasi program dengan Dispendik.
“Pelajar juga harus mengetahui hak dan kewajibannya, sehingga menjadi agent of change yang baik”.
Pras -panggilan Khusnul Prasetyo- berujar pelajar juga memiliki sebuah peran strategis dalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya pelajar dituntut memiliki peran yang lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai akademisi tetapi diluar itu wajib memikirkan kemajuan bangsa.
“Ada tiga peran strategis, yakni sebagai agent of social control, agent of change, serta iron stock (generasi penerus masa depan)”.
Sementara itu, Didik YRP salah satu pembina Orpes menuturkan, Orpes diharapkan dapat menjadi contoh bagi pelajar dari daerah lain, dan dengan adanya Orpes ini menjadikan kualitas anak Surabaya menjadi lebih baik.
“Kami berharap kalian mampu untuk memotivasi pelajar lainnya”, pungkas Didik. (Humas Dispendik Surabaya)