Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi guru di Sekolah Kebangsaan yang dikemas layaknya aktivitas belajar mengajar, di Gedung Nasional Indonesia, Surabaya, Kamis (09/11).
Cara unik dilakukan Pemerintah Kota melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya untuk memberikan gambaran yang utuh kepada generasi muda Surabaya bahwa Surabaya merupakan kota yang luar biasa akan sejarah dan pergerakan kebangsaan Indonesia.
Tri Rismaharini menyampaikan bahwa sekolah kebangsaan ini penting agar anak-anak tahu bahwa kemerdekaan yang diraih, bukan semata-mata karena pemberian, tetapi merupakan hasil perjuangan para pahlawan terdahulu.
Risma juga menjelaskan bahwa kedepan perang yang dihadapi oleh Arek-arek Suroboyo adalah melawan kebodohan dan kemiskinan. “Arek-arek Suroboyo tidak boleh ada yang tidak bersekolah. Semua harus sekolah. Kalau kita bodoh kita akan mudah dijajah kembali kedepannya,” tutur Risma di hadapan ratusan pelajar SD, SMP, dan SMA di Surabaya.
Tentunya, lanjut Risma, meneruskan perjuangan para pahlawan tidak dengan mengangkat senjata, tetapi harus siap menjadi pemenang dalam kompetisi dengan anak-anak dari seluruh dunia.
“Kalian tidak hanya bersaing dengan anak-anak Surabaya saja tapi dengan seluruh dunia. Tidak ada anak yang pintar dan bodoh adanya anak yang malas atau rajin. Karena era keterbukaan sudah terjadi, sanggupkah kalian bersaing?,” tanya Risma kepada para siswa.
Menurut Risma, dipilihnya lokasi Gedung Nasional Indonesia sebagai tempat sekolah kebangsaan karena di kawasan tersebut pada th 1934 merupakan tempat pusat pergerakan nasional Partai Indonesia Raya (Parindra) dibawah pimpinan dr. Soetomo, juga sebagai tenpat pembentukan Komisi Nasional Indonesia (KNI), dan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Di belakang gedung ini juga terdapat makam tempat peristirahatan terakhir dr. Soetomo pahlawan nasional pendiri pergerakan Budi Utomo.
“Para pahlawan dulu berani berjuang dengan alat seadanya. Tetapi mereka punya nyali dan berani demi mempertahankan kemerdekaan,” katanya.
Untuk itu, Risma berpesan agar para pelajar tidak mudah mengeluh atau putus asa. “Jangan mudah mengeluh, jangan mudah menyerah. Kalian sudah sangat enak tinggal di Surabaya tidak ada masalah dengan kondisi cuaca dan tidak harus menempuh perjalanan jauh untuk sekolah. Teman-teman kalian di tempat lain harus berjalan 5km untuk sekolah. Kalian harus jadi anak yang kuat. Jadi anak yang tidak kenal putus asa.” pesan Risma.
Walikota perempuan pertama di Surabaya ini juga berpesan kepada para siswa untuk menjaga persatuan dan kesatuan tanah air Indonesia, tidak membeda-bedakan ras dan suku masing-masing.
“Kita adalah pejuang tanah air satu, jangan membeda-bedakan darimana kita berasal. Perjuangan saat ini sangat berbeda dengan perjuangan saat itu. Kita adalah satu bangsa besar, bangsa Indonesia. Kita hadapi pertempuran masa depan. Indonesia harus mandiri harus bisa berdiri diatas kaki kita sendiri. Itulah yang harus dipertahankan kelak.” ujar wali kota yang telah menerima banyak penghargaan ini. (Humas Dispendik Surabaya)