Upaya peningkatan pemahaman serta implementasi kurikulum 2015 dalam rangka menghasilkan tim pendamping yang berkualitas dan menyiapkan Surabaya melakukan penerapan kurikulum 2013 terus dilakukan oleh sekolah-sekolah induk klaster yang telah ditunjuk oleh Kemendikbud. Sekolah-sekolah tersebut diantaranya SMAN 2, SMAN 5, SMA Muhammadiyah 2, SMA Al-Hikmah dan SMA Khadijah Surabaya.
Tadi pagi (18/09) bertempat di gedung aula SMAN 2 Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada para sekolah sasaran dan guru pendamping dilakukan. Bimtek tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM.
Ketua Induk Kluster SMAN 2 Kasnoko menyampaikan bahwa setiap induk klaster melakukan pelatihan kepada 10 sekolah dengan didampingi oleh para tenaga pendamping yang telah mendapat pelatihan terlebih dahulu. Untuk kepala sekolah sebelumnya telah mendapatkan pelatihan di Solo beberapa waktu lalu oleh Dirjen P2TK Dikmen.
“Sekolah yang telah dilatih harus melakukan In Houese Training (IHT) semua warga sekolah”.
Sementara itu, terkait buku kurikulum 2013 Kadispendik Ikhsan menerangkan Pemkot Surabaya tengah menyiapkan pengadaan buku kepada sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 secara mandiri, kemungkinan bulan Oktober buku-buku tersebut dapat segera didistribusikan ke sekolah-sekolah.
Tidak hanya itu, Dispendik telah menghitung jumlah guru dan siswa untuk menyiapkan buku kurikulum 2013 pada tahun 2016. Jadi ketika tahun ajaran baru para siswa sudah dapat menerima buku kurikulum 2013.
Terkait Ujian Nasional (Unas), mantan Kepala Bapemas dan KB tersebut menerangkan baik Unas menggunakan CBT maupun Paper Based Test (PBT) nantinya jika ada ujian perbaikan tetap menggunakan sistem CBT, oleh karena itu agar tidak dua kali kerja maka sekolah diharapkan melatih para siswa dengan ujian CBT.
Berbicara P2KGS, Ikhsan menjelaskan P2KGS bukanlah sebuah tes seperti UKG namun lebih tepatnya menyiapkan para guru menjadi tenaga pendidik yang betul-betul professional di bidangnya. Ikhsan berharap agar semua guru menilai diri sendiri dengan jujur, karena jika terdapat kekurangan maka akan diberi sebuah penguatan dengan melakukan pendampingan yang tepat sasaran.
P2KGS diawali dengan penilaian diri sendiri dan pengerjaan soal, hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan dianalisa. Melalui hasil analisa, Dispendik Surabaya bakal mengeluarkan rekomendasi penguatan kompetensi bagi guru yang mempunyai kekurangan di berbagai aspek. Peningkatan kompetensi tiap-tiap guru sesuai dengan titik lemahnya tapi tetap berlandaskan mapel yang diampu.
P2KGS dilakukan secara online. Namun, pelatihan diberikan dengan tatap muka langsung bersama narasumber berkompeten yang ditunjuk Dispendik Surabaya.
“Pelatihan model in-on, in-on. In pertama berupa pelatihan, kemudian on-nya mempraktikkan hasil pelatihan di sekolah. In kedua berupa pelatihan kembali untuk menutupi kekurangan saat praktik sesuai evaluasi, on terakhir adalah praktik kembali”.
Ikhsan menambahkan dari pelatihan 32 jam para guru akan mendapat 1 poin angka kredit, pembuatan resume kegiatan mendapatkan 2 poin angka kredit, pembuatan karya tulis dalam bentuk PTK mendapatkan 3 poin angka kredit, dan publikasi jurnal online Dispendik mendapat 3 poin angka kredit. (Humas Dispendik Surabaya)