Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus dan Jaringan Mahasiswa Pejuang (JMP), kemarin siang Rabu (02/05) datangi kantor Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Jl. Jagir Wonkromo 354-356 Surabaya.
Kedatangan mereka dijaga ketat oleh aparat kepolisian, BPB Linmas, serta Satpol PP Kota Surabaya. Sebelum melakukan dialog dengan para pimpinan di lingkungan Dispendik, para mahasiswa tersebut melakukan kegiatan orasi dihalaman kantor Dispendik.
“Kedatangan kami ke sini ialah untuk mendorong diterapkannya suatu pendidikan agama dan budaya yang berbasis kebangsaan, sekaligus memperingati hari pendidikan nasional”, tutur Esa salah satu koordinator aksi.
Sekretaris Dispendik Drs. Aston Tambunan, M. Si menerangkan bahwa kemajemukan dalam menjalankan roda pemerintahan di linkungan Dispendik berjalan tanpa ada masalah. Aston mencontohkan, di setiap hari Senin karyawan yang muslim menjalankan pembacaan Asmaul Husna, maka yang non muslim turut beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannnya masing-masing.
Berbicara pendidikan karakter, setiap masuk ke kelas sebelum diawali jam pelajaran, para siswa beserta guru pun menyanyikan lagu Indonesia raya.
Pada kesempatan ini, Kepala Bidang Sekolah Menengah Drs. Sudarminto, M. Pd berujar bahwa di Surabaya telah diterapkan kurikulum 2013, dimana didalamnya pada Kompetensi Inti (KI) 1 semua mata pelajaran harus memiliki hubungan dengan Ketuhanan YME.
Sementara itu, Kadispendik Surabaya Ikhsan menyampaikan pengembangan bakat dan potensi anak di Surabaya terus diupayakan oleh Pemkot Surabaya dengan beragam kegiatan ekstrakurikuler di Surabaya, hal tersebut juga bertujuan untuk menangkal bahaya radikalisme yang dapat masuk ke sekolah.
“Jika ada masukan silahkan untuk dapat dikomunikasikan dengan kami”, pungkas Ikhsan. (Humas Dispendik Surabaya)