Pentingnya kesehatan jiwa guru dan tenaga kependidikan (GTK) dalam memberikan pelayanan pendidikan di sekolah secara optimal menjadi sebuah tantangan untuk melahirkan sebuah inovasi yang bertujuan untuk memantau kesehatan GTK secara berkala.
Kepala Bidang GTK Dispendik Surabaya Mamik Suparmi mengutarakan melalui Sistem Aplikasi Kesehatan Jiwa dan Guru (SAKESWARU) dapat mengetahui secara dini tingkat stres GTK dan apa-apa yang menyebabkan mereka stres sehingga Dispendik dapat memberikan sebuah rekomendasi sebagai upaya tindak lanjut.
“Aplikasi ini berbasis daring, berbentuk kuisioner survey dan dijalankan secara berkala”, ungkap Mamik Suparmi ketika memantau pelaksanaan SAKESWARU yang melibatkan 614 GTK di SMPN 3 Surabaya, siang tadi Sabtu (30/06/2018).
Mamik menyampaikan SAKESWARU bukan tes psikologi yang menuntut prasyraat dan kualifikasi tertentu dan bukan pengganti uji kesehatan mental untuk mendiagnosis gangguan jiwa. Melalui sistem ini Dispendik mendapatkan gambaran secara umum status kesehatan mental GTK serta mampu memberikan layanan dengan sepenuh hati.
“Alat ini juga berfungsi bagi Dispendik untuk mengetahui atau cara apa yang dilakukan dalam menangani guru-guru guru-guru yang ujung-ujungnya adalah bisa melayani secara optimal dengan kesehatan Prima sehat jasmani rohani”, jelas Mamik.
Kasi Pembinaan GTK Dedi Prasetiawan berujar selama kurang lebih 1 jam para GTK mengerjakan 12 butir soal pilihan ganda, mereka mengisi soal berdasarkan kondisi yang sejujur-jujurnya terjadi. Hasil dari tes itu nantinya berupa kualitatif.
Sementara itu, Karsih Wakasek SMPN 13 berujar melalui alat ini diharapkan Dispendik dapat mengetahui kondisi GTK secara nyata dan dengan dimikian mampu menjadi sarana dalam meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan jiwa GTK agar nantinya mampu me-refresh pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi siswa. (Humas Dispendik Surabaya)