Pada awalnya, dengan kondisi rendahnya minat baca dan rendahnya budaya tulis para siswa merupakan sebuah tantangan serius yang perlu ditangani, di samping belum tersedianya bahan bacaan yang memadai yang dibutuhkan para siswa untuk program literasi, di samping masih adanya sikap apriori sebagian kecil pemangku pendidikan di sekolah. Dengan menumbuhkembangkan prinsip “Membangun Kepercayaan, Menjalin Kebersamaan, Melahirkan Komitmen, dan Mewujudkan Etos Kerja” di antara pemangku kepentingan pendidikan di SMP Negeri 23 Surabaya, maka satu demi satu kendala dan tantangan di atas dapat diatasi.
Berkat itu, kini untuk kedua kalinya SMPN 23 menerima penghargaan sebagai Juara II Lomba Perpustakaan Sekolah Tingkat SMP Kab./Kota Se Jawa Timur Tahun 2015 dari Gubernur Jawa Timur, Pakde Karwo, di Gedung Negara Grahadi, Senin pagi (12/10). Penghargaan diserahkan kepada para juara dari berbagai jenis lomba bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Ke-70 Provinsi Jawa Timur, pada tanggal 12 Oktober 2015. Adapun penghargaan yang sama diperoleh pada lomba yang sama pula pada tahun 2014. Berturut-turut SMPN 23 sebagai Juara II.
Hadirnya program Literasi dan Tantangan Membaca Surabaya 2015 adalah sebagai penguat dan pendukung terhadap ketercapaian dan kesuksesan program Surabaya Sebagai Kota Literasi. Beberapa manfaat dapat diperoleh berkat keberhasilan program tersebut bagi para siswa, di antaranya dapat meningkatkan pemahaman, melatih kemampuan berpikir, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, mengasah kemampuan menulis, mendukung kemampuan berbicara di depan umum, meningkatkan konsentrasi, sarana refleksi dan pengembangan diri, serta adanya perubahan karakter siswa, yaitu lebih lebih mengenal etika, dan sopan santun sebagai manusia yang berbudaya Timur.
Dra. Elly Dwi Pudjiastuti, M.Pd., Kepala SMPN 23, menuturkan bahwa kiranya benar adanya bunyi slogan “Perpustakaan Sebagai Jantung Pendidikan”. Sebagai jantung sekolah, maka peran perpustakaan dalam membentuk indeks pembangunan manusia sangatlah penting dan vital. Untuk mendukung program Surabaya Kota Literasi, perpustakaan SMP N 23 dilengkapi dengan sarana dan prasarana perpustakaan dengan sistem Sipus, Ruang Sirkulasi Buku, Ruang Baca sekaligus sebagai ruang pertemuan, dan Ruang IT.
Di samping itu, untuk memberikan rasa kenyamanan dan suasana rileks saat membaca, beberapa ruang hijau atau ruang bebas area sekolah disulap menjadi perluasan ruang baca. seperti di Taman Baca Di Bawah Pohon Rindang (DPR), Taman Baca Di Bawah Pohon Saputangan (DPS), Taman Baca Toga, Taman Baca Terapi Kaki, Taman Baca UKS, dan Taman Baca Rokhani. Keberadaan taman baca tersebut sebagai pendukung ruang baca perpustakaan sekolah.
“Alhamdulillah, Perpustakaan SMPN 23 telah diakreditasi oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan memeroleh Nilai A pada tahun 2015 ini.”, pungkas Elly.
Sementara itu, Ayu Nur Lestari , Kelas IX-C, menuturkan bahwa perubahan positif yang diperoleh di antaranya sebelum ada tantangan membaca pada umumnya sebagian besar dari teman-teman banyak membuang waktu untuk bermain, mengobrol tak karuan, cerita kisah kegalauan siswa kepada teman dekatnya, main-main HP, selfie-selfiean. Tidak tahu apa manfaat membaca, untuk apa literasi dan tantangan membaca, pungkasnya.
“Tetapi sejak adanya program Literasi dan Tantangan Membaca Surabaya 2015, teman-teman lebih memanfaatkan waktunya untuk membaca dan menulis resume. Berkat membaca, kami memeroleh banyak wawasan dan pengetahuan untuk mengenal dunia. Saat ini kami sibuk membaca”, tutur Vida Meirera, dan Vidya Rahma K, teman sekelas Ayu, saat istirahat kedua berlangsung. (Humas Dispendik Surabaya)