Sebanyak 54 sekolah di Surabaya, akan melaksanakan ujian nasional Computer Based Test (CBT) untuk kali pertama. Pada tahun 2015 ini ujian nasional (UN) yang menggunakan sistem CBT bersifat rintisan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sekolah penyelenggara UN CBT, diantaranya yakni rasio komputer (PC) dan siswa 1 : 3 dan cadangan 10% dari jumlah PC yang ada. Tidak hanya itu, sekolah penyelenggara memiliki UPS yang memadai untuk diutamakan memiliki genset.
“Sebelum melaksanakan UN CBT pihak dari Puspendik dan Pustekkom Kemdikbud telah melakukan uji coba terlebih dahulu kebeberapa sekolah rintisan penyelenggara UN CBT di Surabaya”, tutur Sudarminto Kepala Bidang Dikmnejur ketika memberikan sosialisasi dihadapan para kepala SMP, SMA, dan SMK, kemarin (05/03).
Sementara itu, terkait UN Walikota Surabaya Tri Rismaharini menghimbau untuk tidak melakukan cara-cara yang melanggar aturan demi sekadar ingin sekolahnya mendapatkan nilai ujian yang bagus. Sebab, apalah artinya mendapatkan nilai paling bagus bila kemudian justru harus berurusan dengan hukum demi mempertanggungjawabkan kecurangan yang dilakukan.
“Saya berharap seluruh kepala sekolah SD baik negeri, swasta ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak usah memaksakan cara-cara yang tidak benar hanya karena ingin dianggap berprestasi, hanya karena ingin nilai bagus lalu melakukan hal-hal yang tidak diperkenankan,” tegas Walikota Tri Rismaharini.
Dikatakan walikota, melakukan cara curang sama saja dengan telah membohongi diri sendiri. Karenanya, walikota perempuan pertama dalam sejarah pemerintahan Kota Surabaya ini mengimbau para Kasek agar tidak usah malu bila prestasi murid-murid di sekolahnya biasa-biasa saja karena memang kenyataannya begitu.
“Yang malu itu saya dan pak Ikhsan (Kepala Dinas Pendidikan Surabaya). Saya tidak mau lagi dengar ada Kasek atau guru memerintahkan yang dilarang oleh peraturan. Saya kira itu ndak ada gunanya. Itu hanya kebanggaan semu,” sambung Walikota Risma.
Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM mengatakan, tahun ini beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Surabaya akan bersinergi untuk menguatkan Surabaya sebagai kota layak anak anak yang telah dicanangkan 2011 lalu. Dispendik akan membentuk Surabaya Inspiring School (SIS) yang dimotori oleh sekolah kawasan.
Dalam satu sekolah diadakan program untuk siswa mengarah pada pengembangan entrepreneur belia. Sedangkan untuk guru, ada kompetisi dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Ikhsan menjabarkan dalam Peningkatan akses mutu melalui program ‘Sekolah Inspirasi’ di Sekolah Kawasan. Inovasi guru, MBS, Sekolah sehat dan bersih, pengembangan bakat & minat, Budaya literasi & perpustakaan, Edupreneurship. Pemberdayaan masyarakat melalui program ‘Kampunge’ Arek Suroboyo’ dan ‘Pertisipasi Masyarakat’.Kampung Belajar, Kampung sehat & Hijau, Kampung Asuh, Kampung kreatif, Kampung Aman, Kelas Inspiratif, permberdayaan masyarakat.
Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya Nanis Chairani menambahkan, Bapemas dan KB akan memfasilitasi masyarakat untuk menjaga anak-anak selama di lingkungan rumah. Melalui program inisiasi Kampung’e Arek Suroboyo (KAS) mampu menciptakan kampung-kampung ramah ana, seperti kampung belajar, kampung sehat, kampung asuh, kampung kreatif dan inovatif, serta kampung aman.
“Rencananya, program itu dimulai pada April mendatang di 154 RW yang menjadi pilot project di Surabaya”. (Humas Dispendik Surabaya)