Penanaman perilaku sadar tentang lingkungan memang harus di lakukan utamanya di sekolah sebagai tempat pendadaran keilmuan sekaligus pengembangan karakter untuk bekal kehidupan kelak.
“Di SMPN 3 memang menekankan sekolah bukan semata mata mencari ijasah tapi mencari kehidupan”, tutur Budi Hartono, S. Pd, M. Pd Kepala SMPN 3 Surabaya, Rabu (03/01).
Budi menjelaskan perilaku dalam peka terhadap lingkungan inilah yang yang melandasi keseharian peserta didik yang di lingkungan sekolah di kenal dengan nama Responding Manager (RM). Dimana kelak kehidupan dewasa selanjutnya peserta didik akan peka terhadap lingkungannya dalam arti lingkungan sosial , tempat tinggal bahkan pada tempat kerjanya serta di masyarakat.
Salah satu kepekaan adalah peka terhadap ketahanan pangan sehingga mereka mampu menanam tanaman kebutuhan sehari-hari dengan konsep vertikal garden/farming di lahan sempit di kota metropolitan Surabaya ini. Dengan menanam tanaman jahe, terong, Lombok, pisang,kencur,sayur-sayuran dan tanaman lainya diharapkan menjadi budaya.
Mantan Kepala SMPN 42 tersebut menambahkan bahwa keberhasilan sekolahnya menjadi juara I dalam lomba sekolah adiwiyata tingkat kota untuk jenjang SMP didasari oleh tiga konsep ketahanan pangan diantaranya School Farming,Vertikal Farming, dan Urban Farming.
Budi menuturkan bahwa Juara bukan tujuan utama tapi menanamkan budaya cinta lingkungan secara luas yang menjadi hal yang penting juga, namun kejuaraan itu sebagai pemicu dan tolak ukur suatu proses berjalan dengan baik atau tidak.
Tidak hanya meraih juara I Sekolah Berwawasan Lingkungan 2017, SMPN 3 Surabaya juga mendapat beberapa penghargaan lain yakni juara I kelas kreatif/ Inovatif. (Humas Dispendik Surabaya)