Calon mahasiswa yang sudah dinyatakan lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) bisa langsung mengajukan beasiswa generasi emas ke Pemkot Surabaya. Kesempatan ini dibuka Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya khususnya untuk calon mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu.
Selain lolos seleksi SNMPTN tahun ini (2018, red), mahasiswa tidak mampu yang tengah menempuh pendidikan di delapan PTN Surabaya dapat mengajukan beasiswa tersebut. Delapan PTN tersebut antara lain, Unesa, Unair, ITS, Uinsa, UPN, PENS, PPNS, dan Poltekes Kemenkes.
Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan menuturkan, saat ini Pemkot Surabaya telah menyalurkan beasiswa generasi emas untuk 702 mahasiswa dari delapan PTN di Surabaya. Tahun ini, pemkot kembali membuka peluang bagi sekitar 200 calon mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa. “Syaratnya sudah diterima dulu di PTN. Termasuk yang tiga hari lalu, Selasa (17/04/2018), dinyatakan lolos SNMPTN,” tutur Ikhsan ditemui di kantornya, Kamis (19/04/2018).
Ikhsan menjelaskan, calon penerima beasiswa generasi emas selain berasal dari keluarga tidak mampu juga bukan penerima bidikmisi. Dari Pemkot Surabaya, mereka akan mendapat fasilitas biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) sesuai kampus masing-masing, tunjangan pendidikan sebesar Rp 750 ribu tiap semester dan uang transport senilai Rp500 ribu per bulan. “Penerima bidikmisi tidak boleh dobel. Supaya penerima beasiswa ini semakin merata untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu,” tutur Ikhsan.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut menambahkan untuk dapat mengajukan beasiswa Generasi Emas syarat utama adalah mereka memiliki KK dan KTP Surabaya serta Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Lebih lanjut Ikhsan menjelaskan, untuk penerima beasiswa generasi emas yang sudah berjalan proses pencairan telah terealisasi. Untuk tunjangan pendidikan semester ganjil dan uang transport sudah dicairkan hingga Bulan April ini. Sementara untuk UKT, proses pencairan sudah berlangsung. “Kita sudah lakukan kerjasama dengan PTN agar pencairan langsung dari dinas ke kampus. Sedangkan tunjangan pendidikan dan uang transport diberikan langsung ke mahasiswa,” tandas Ikhsan.
Lilis Suryani, salah satu penerima beasiswa generasi emas yang sudah menerima pencairan tunjangan dan uang transport tersebut. Mahasiswi semester empat jurusan Bahasa dan Sastra Jerman Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini mengakui, pencairan dari dinas belum pernah terlambat. Kecuali UKT yang sempat tertunda lantaran adanya perubahan pengelolaan beasiswa dari dinas sosial ke dindik.
“Uangnya sudah masuk rekening. Ini tinggal tanda tangan saja ke dinas. Kalau tunjangan pendidikan sudah diterima sejak Maret lalu,” tutur Lilis saat ditemui di kantor Dispendik Surabaya kemarin.
Lilis mengaku, dirinya baru menerima beasiswa generasi emas setelah duduk di bangku semester tiga. Dia baru tahu adanya beasiswa tersebut setelah mendapat informasi dari temannya satu kampus. “Bapak sakit sudah tidak kerja, ibu jualan es campur,” tuturnya Lilis menceritakan sekilas kondisi keluarganya. (Humas Dispendik Surabaya)