Peningkatan mutu dan kualitas Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) terus dilakukan Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya melalui berbagai kegiatan salah satunya yakni melalui sosialisasi pengisian Dapodikmas dan pembaharuan data profil LKP dan PKBM.
“Untuk sekolah formal pendataan dan PAUD pendataan Dapodiknya telah selesai, dan kini menginjak pada pendataan LKP dan PKBM melalui Dapodikmas”, tutur Kadispendik Ikhsan ketika membuka sosialisasi pendataan Dapodikmas dan profil LKP dan PKBM di gedung Wanita, Selasa (04/10).
Ikhsan menjelaskan salah satu fungsi baik pendataan dapodikmas ataupun profil LKP dan PKBM ialah untuk memantau perkembangan peserta didik yang kedepannya nanti dapat dikembangkan melalui program-program LKP dan PKBM.
Selain itu, mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut berujar bahwa penyusuan program kerja bertujuan sebagai hasil evaluasi terhadap pogram yang telah dijalankan dan yang akan direncanakan.
“Tidak hanya lembaga, kompetensi para instruktur nantinya terus ditingkatkan”.
Ikhsan menambahkan, bahwa tugas yang paling utama yakni bagaimana memajukan masyarakat Surabaya melalui pengembangan SDM yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi, untuk itu lembaga-lembaga agar dapat terus meningkatkan mutu dan kualitasnya, mengingat MEA telah di depan mata.
“Kami mengingkan agar masyarakat Surabaya nantinya mampu menjadi tuan dan nyonya di rumahnya sendiri, bukan sebagai penonton saja”.
Ketua Komisi D DPRD, Agustin Poliana mengemukakan keberadaan lembaga pendidikan non formal saat ini banyak membantu anak putus sekolah yang ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Agustin berharap tiadak banyak anak yang putus sekolah karena telah tertangani dengan baik melalui program kejar paket.
“DPRD akan terus mendukung program yang ada demi kemajuan pendidikan di Surabaya”.
Hengky Setiawan narasumber pada kegiatan ini menuturkan bahwa saat ini IT sangat dibutuhkan dalam proeses kegiatan pembelajaran. Pria yang berprofesi sebagai Creatifity Booster di Australia tersebut kembali menuturkan dengan memanfaatkan IT secara maksimal akan memudahkan guru dan siswa saling berinteraksi dan berkomunikasi tanpa membedakan jarak dan waktu, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan terprogram serta yang paling utama ialah menanamkan kejujuran kepada anak.
“Penggunaan konsep sekolah online telah banyak di gunakan di negara-negara maju”, ungkap Hengky.
Sementara itu, Kasi Penmas Thussy Apriliyandari mengungkapkan berbagai upaya telah dilakukan Dispendik dalam memotivasi dan meningkatkan LKP dan PKBM di Surabaya, salah satunya melalui workshop rumpun.
Workshsop yang digelar di SMKN 6 mulai tanggal 27-29 September tersebut setiap harinya diikuti oleh 500 peserta dari berbagai LKP difokuskan pada rumpun tata kecantikan rambut, tata kecantikan kulit, dan rias pengantin.
“Setelah mengikuti workshop dan lulus sertfikasi baik lembaga maupun peserta didik diharapkan akan lebih siap terjun pada Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI)”, pungkas Thussy. (Humas Dispendik Surabaya)