Perhatian pemerintah kota (Pemkot) Surabaya dalam mengembangkan bakat dan talenta siswa terus dilakukan salah satunya upayanya yakni dengan dengan memberikan bantuan 315 unit keyboard untit kepada 15 sekolah dasar (SD). Bantuan tersebut berasal PT. Yamaha Musik Indonesia (YMI).
“Melalui bermain musik dapat mempengaruhi kecerdasan emosional anak dengan demikian nantinya mereka akan memiliki hati yang lembut”, tutur Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika menerima seperangkat bantuan keyboard musik, siang tadi (29/09) di gedung Balai Kota Surabaya.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Surabaya tersebut berujar jika anak-anak memiliki hati yang lembut kelak dikemudian hari ketika mereka menjadi pemimpin memiliki hati yang lembut kepada orang lain. Risma -sapaan Tri Rismaharini- berharap agar dikemudian hari lahir para pemusik tingkat internasional yang berasal dari para siswa Surabaya.
“Mungkin suatu saat lahir pemusik-pemusik handal dari para siswa”.
Risma menekankan yang paling utama ialah melatih kepekaan emosional anak. Menurutnya, ia sangat yakin bahwa emosional anak terbentuk pada waktu mengenyam proses pendidikan di sekolah.
“Aku dulu waktu kecil sering dijalan-jalan nari sendiri karena akan mengiktui les menari”, tuturnya.
Wali kota terbaik dunia versi The World Mayor Prize (WMP) juga menuturkan, melalui bermain keyboard musik disekolah diharapkan lebih meningkatkan semangat belajar para siswa. Bermain keyboard musik juga merupakan sebuah wadah dalam mengembangkan potensi anak, karena mungkin selama ini kita tidak mengetahui bakat dan minat siswa terletak dimana.
Presiden Direktur (Presdir) PT. YMI Mr. Ryo Kasai menjelaskan program serupa telah dilakukan di tujuh kota besar di Indonesia, Surabaya salah satu tujuannya. Ryo juga berujar bahwa program tersebut merupakan bakti YMI karena telah 45 tahun berkiparah di Indoensia.
“Tidak hanya bantuan alat musik, kami juga akan melaluan training dan seminar para guru”.
Di tempat yang sama, Direktur Marketing PT. YMI Yamawati menyampaikan Surabaya merupakan kota pendidikan yang dimana kami memberi kesempatan kepada para siswa untuk menikmati indahnya bermain musik. Menrutnya proses ini merupakan sebuah proses jangka panjang yang akan terus dipantau, untuk sementara ini PT. YMI memberikan bantuan kepada 15 sekolah dan akan ditingkatkan di tahun-tahun yang akan datang berdasarkan hasil evaluasi.
“Kami mau kegiatan ini ada wujudnya bukan sekedar ceremoni saja”.
Sementara itu, Kadispendik Surabaya Ikhsan mengatakan bahwa pengembangan bakat dan potensi siswa telah dilakukan dilakukan di sekolah-sekolah baik akademik maupun non akademik.
“Yang suka olahraga silahkan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah disediakan, bagi yang suka penelitian silahkan bergabung dengan peneliti belia”.
Modifikasi Motor Disabilitas
Di tempat yang sama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga menerima sepeda motor karya siswa yang telah dimodifikasi peruntukkannya untuk penyandang disabilitas. Motor roda tiga yang dibawa ke halaman Taman Surya tersebut merupakan karya siwa SMKN dari berbagai sekolah.
“Banyak siswa SMK yang telah berhasil mengembangkan produknya untuk orang disabilitas, oleh karena itu kedepannya mereka kami arahkan spesialis membuat desain dan membuat produk”, ungkap Risma –sapaan Tri Rismaharini” ketika menerima kunci kendaraan bermotor roda tiga tersebut.
Risma juga bercerita bahwa ada seorang disabilitas yang membutuhkan bantuan kursi roda namun tidak pada umumnya yakni dapat digunakan untuk terlentang, akhirnya oleh anak-anak SMK dibuatlah desain kursi roda tersebut dan begitu jadi langsung dapat dimanfaatkan.
“Motor roda tiga tersebut dapat sangat bermanfaat sebagai moda transportasi”.
M. Syamsudin salah satu perancang modifikasi motor roda tiga menuturkan bahwa proses mdofikasi motor tersebut membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan. Siswa kelas XII jurusan otomotif SMKN 7 tersebut mengatakan kendala yang paling sulit ialah membuat kaki-kaki belakang sepeda motor roda tiga tersebut.
“Kesulitannya ialah membuat dan menyesuaikan pangkon dengan body kendaraan, kadang agak miring dan pembautan lubang tidak tepat”. (Humas Dispendik Surabaya)