Sebuah pendekatan komunikasi pengembangan diri dan psikoterapi atau lebih dikenal dengan sebutan neuro-linguistik programming (NLP) mulai dikenalkan kepada guru-guru SD dan SMP di Kota Surabaya. Program ini membuat guru berkomunikasi dengan bahasa yang mudah diterima siswa.
NLP dilaksanakan sejak Senin (02/07/2018) sampai Kamis (05/07/2018) di SMPN 26 Surabaya. Sebanyak 370 guru SD dan SMP mendapat pelatihan yang terbagi ke dalam dua gelombang.
Kepala Bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Mamik Suparmi mengatakan, ini sebuah program untuk guru-guru dalam memberikan layanan kepada siswa. Selain itu, guru juga bisa mengetahui pola perilaku siswa.
“Dengan demikian, pembelajaran lebih optimal dan menyenangkan, karena guru-guru bisa lebih mamahami karakteristik siswa,” kata Mamik.
Mamik menjelaskan, NLP berhubungan antara neurologi, bahasa, dan pola perilaku yang dipelajari melalui pengalaman yang dibuat untuk tujuan tertentu. Tiga hal tersebut kemudian dikolaborasikan agar guru tahu bahasa komunikasi siswa. Baik melalui auditor, visualisasi, dan kinestesis.
“Kalau lebih condong ke alat penghilatan pembelajaran dapat meggunakan media visual baik alat peraga, komputer, dan lain-lain. Guru juga diajarkan menyusun best praktis untuk melengkapi alat pembelajaran,” tutur Mamik.
Instruktur NLP, Syamsul Huda menambahkan, NLP sangat bagus untuk diterapkan dalam dunia pendidikan. Sebab, mampu membuat proses belajar mengajar lebih mudah dan efektif. Selain itu, hal tersebut mampu juga tetap menjaga performa guru-guru dalam belajar mengajar.
“Di dunia medis, video pengenalan diri dalam psikologi perkembangan pendidikan sudah digunakan untuk bimbingan konseling,” jelasnya.
Salah satu peserta, Dharma Mosa dari SDN Morokrembangan 1 Surabaya mengatakan, tiap anak sejatinya unik. Dengan NLP, dirinya lebih banyak mengerti setiap karakter siswa.
“Kita bisa mengerti tentang kebutuhan pembelajaran anak, kalau anak suka video kita visualisasikan pembelajaran lewat video. Kinestitetik kita gunakan kebutuhan motoriknya,” terangnya.
NPL, lanjut dia, menggabungkan ilmu kedokteran dan ilmu lingustik menjadi satu dan bisa diterapkan nanti pada tiap-tiap kelas. (Humas Dispendik Surabaya)