Sejumlah tokoh pendidikan di Kota Surabaya berkumpul di Kawasan Laboratorium Merdeka Belajar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Lidah Wetan, Kamis (17/12/2020) pagi. Selain menghadiri kegiatan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Unesa dengan berbagai lembaga, tokoh pendidikan ini melakukan deklarasi pendirian Yayasan Peduli Pendidikan Kota Pahlawan.
Beberapa tokoh yang hadir, antara lain Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Prof. Dr H. Moh. Ali Aziz dan Prof Akhmad Muzakki, M.Ag., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr. Suryanto, M.Si., Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Dr. Bachrul Amiq, Kepala Biro Harian Kompas Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara Agnes Swetta Pandia, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Surabaya Iis Hendro Gunawan, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Drs. Supomo MM, dan lain sebagainya.
Rektor Unesa Prof. Nurhasan mengatakan, pengembangan pendidikan harus didukung dengan sinergitas antar institusi yang harus sudah terkelola dengan baik. Menurutnya kunci keberhasilan di Era 4.0 ini, adalah ketangguhan untuk berani berani berkreasi, berinovasi, berkolaborasi, sehingga sanggup untuk beradaptasi.
“Seperti yang kita ketahui bersama, dalam bersinergi akan ada kontribusi dan setiap tim untuk memberikan kontribusi guna saling mendukung tujuan antar institusi,” jelas Nurhasan.
Rektor Unitomo Dr. Bachrul Amiq mengungkapkan, ide membentuk Yayasan Peduli Pendidikan Kota Surabaya melalui diskusi yang pernah diadakan oleh Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo. “Beliau, sahabat saya, yang mengundang kita-kita, Prof. Muzaki, Prof. Nurhasan, Prof. Suryanto, Prof. Ali Aziz, dan lain-lain untuk diskusi tentang Kota Surabaya, terutama pada pendidikan,” ujarnya.
Melalui diskusi itu, lanjut Amiq, ternyata masih ada anak-anak di Kota Surabaya yang perlu mendapat perhatian dalam rangka memperoleh akses pendidikan yang berkualitas. “Apakah itu karena faktor ekonomi, apakah faktor keluarga, maka harus ada lembaga yang bisa mengawal tidak hanya memberikan bantuan,” tegasnya. Dengan adanya pengawalan ini, diharapkan menjadi lompatan sosial ekonomi. “Akhirnya, kita sama-sama mencetuskan ide membentuk Yayasan Peduli Pendidikan Kota Pahlawan,” ujarnya.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo mengungkapkan, persoalan pendidikan bukan hanya persoalan peningkatan kualitas, tapi juga membuka akses kepada siapapun agar kemudian bisa sekolah. “Itu harus dilakukan pararel. Dengan kepedulian kita semuanya, anak-anak semua sekolah yang kemudian pendidikan bisa maju,” ungkapnya. (Humas Dispendik Surabaya)