Hari ini, Selasa (20/09) Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) mulai menggelar kegiatan konselor sebaya di lima titik yang berbeda yakni SMAN 16, SMKN 5, SMPN 37, SMKN 2, dan TLC Pawiyatan. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari yakni akhir September tersebut bertujuan guna mempersiapkan siswa SMP, SMA dan SMK di Surabaya mampu menjadi teman curhat bagi sebayanya.
“Sejak empat tahun lalu kegiatan ini telah berlangsung dan berkembang menjadi ekstrakurikuler konselor sebaya yang telah menghasilkan 10 modul pembelajaran”, tutur Ikhsan Kadispendik Surabaya, tadi pagi (20/09). Menurutnya, modul-modul tersebut telah diajarkan kepada para pendamping, guru BK, dan Wakasek Kesiswaan tiap-tiap sekolah.
“Pelaksanaan hari pertama diikuti tidak kurang dari 5.460 siswa, setiap sekolah mengirimkan 10 orang siswanya”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut berujar melalui konselor sebaya para siswa yang telah dilatih dapat membantu teman-teman yang sedih, galau, serta baper (terbawa perasaan) untuk mau curhat sehingga masalah mereka terpecahkan dan tidak sampai salah jalan.
Ikhsan menambahkan melalui konselor sebaya berharap sudah tidak adak ada lagi anak-anak Surabaya yang mengalamai kekerasan dan exploitasi, sehingga mereka dapat belajar dengan sungguh-sungguh dalam menggapai masa depan yang gemilang.
“Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat membantu orang lain”.
Pada kesempatan ini, Didik YRP dari Yayasan Genta Surabaya menuturkan Pelaksanaan program konselor sebaya untuk merespon tumbuh kembang setiap manusia sejak lahir sampai menjadi individu yang berbeda dengan individu lainnya sesuai dengan passion dan kemampuannya. Untuk menjadi individu yang berbeda membutuhkan proses, upaya yang banyak.
“Bagaimana kita bisa mengendalikan potensi dan mengendalikan pengaruh eksternal yang dekstruktif serta mengubah pengaruh eksternal untuk mengembangkan kemampuan kita jika tidak dimulai sejak awal”.
Didik menjelaskan alur konselor sebaya yakni, pertama melakukan identifikasi terhadap perubahan yang terjadi pada teman kalian, tahap kedua menjadi teman curhat yang bisa dipercaya dan bisa membantu, kemudian mencatat permasalahan yang ditemui dan perkembangannya dan menyerahkan catatan permasalahan kepada guru BK untuk tindaklanjut penanganan masalahnya.
Sementara itu, Valen Indra Agustin menyampaikan bahwa banyak manfaat dan pengalaman ketika mengikuti konselor sebaya selama seharian ini. Siswi kelas 7 SMPN 46 tersebut bercerita selain dapat berbagi pengalaman dengan siswa lainnya dari luar sekolah, konselor sebaya juga dianggap mampu meningkatkan kepedulian dengan siswa lainnya.
“Pengetahuan yang didapatkan diharapkan dapat digunakan untuk membantu teman yang kesusahan”.
Dinika Tresnawati, S. Pd mengungkapkan program konselor sebaya sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah dalam menanggulangi permasalahan anak di kota-kota besar. Guru BK yang sehari-hari mengajar di SMPN 46 tersebut menganggap terkadang banyak informasi perubahan sikap siswa yang didapatkan dari para konselor sebaya ini, kemudian kami tindaklanjuti untuk dicarikan solusi pemecahan masalah. (Humas Dispendik Surabaya)