Kemampuan siswa Surabaya dalam mengimplementasikan budaya literasi di sekolah sudah tidak diragukan lagi, hal tersebut ternyata mampu ditunjukkan oleh 1.600 siswa SMPN 19 dengan membuat buku sederhana dalam waktu 1,5 jam.
“Ada empat tema yang diangkat yakni mengenai my family, my hobby, my school dan bebas”, tutur Shahibur Rachman Kepala SMPN 19, tadi siang (28/10).
Shahibur menjelaskan proses siswa untuk mampu membuat buku sederhana secara cepat tidak mudah seperti yang kita bayangkan, mereka setiap hari berlatih melalui ektrakurikuler yang difasilitasi sekolah, serta sering melakukan aktifitas keliterasian seperti membaca 15 menit sebelum pelajaran di mulai dan memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk menambah wawaasan dan keilmuan siswa.
“Kegiatan gerakan membuat buku secara cepat ini, sekaligus untuk memperingati Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda”.
Shahibur mengungkapkan karya buku yang berhasil dibuat kemudian dipamerkan bersama-sama secara serentak di halaman sekolah, tujuannya agar terus memotivasi para dalam mengembangkan kebiasaan membaca dan menulis.
Mantan Kepala SMPN 37 tersebut menambahkan tidak hanya program membuat buku namun pada saat orang tua mengambil rapor para siswa akan menceritakan deskripsi rapor yang diterimanya dihadapan para orang tua mereka.
“Program tersebut kami namai dengan Student Learn Conference (SLC)”.
Sementara itu, Ainur Rahmatulah Fauzi mengaku mendapat tantangan tersendiri ketika dirinya membuat sebuah cerita pendek mengenai tema yang diangkat. Siswi kelas VII SMPN 19 tersebut menjelaskan banyak pengalaman dan wawasan yang didapat ketika ia sering membaca buku, baik yang bersifat ilmiah ataupun hanya menambah pengetahuan saja.
“Ketika menulis ide-ide segar tersebut justru muncul dari hal yang tak terduga”. (Humas Dispendik Surabaya)