Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya melalui Bidang Sekolah Dasar (Dasar) menyelenggarakan pelatihan terapi wicara bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusi.
Pelatihan diberikan kepada 175 guru kelas dan guru pendamping khusus (GPK) di Aula Bung Tomo, Kantor Dispendik Kota Surabaya, Jumat (23/8/2019). Kegiatan dibuka Kabid Sekdas M. Aries Hilmi didampingi Kasie Peserta Didik Henny Rahmah.
Dalam sambutannya, Aries menjelaskan bahwa konsep ke depannya adalah semua sekolah di Kota Surabaya adalah sekolah inklusi. Meskipun demikian, hal itu tidak akan menurunkan kualitas dari sekolah inklusi. “Banyak stigma muncul ketika dijadikan sekolah inklusi malah downgrade, padahal tidak,” katanya.
Aries juga meminta masukan kepada guru dan GPK sekolah inklusi terkait sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah. “Karena di inklusi itu yang sulit biasanya menyediakan sarana dan prasarana di sekolah,” ungkapnya.
Narasumber kegiatan,Terapis Wicara RSU Dr. Soetomo Instalasi Rehabilitasi Medik, Zurkarnaen mengatakan, ada beberapa sesi dalam pelatihan. Mulai dari penyampaian materi, pembelajaran studi kasus, kemudian praktik.
Menurut dia, terapis wicara untuk ABK beberapa tahun belakangan ini sudah terstruktur dengan baik. Ada enam hal yang harus dijadikan evaluasi untuk bahasa dan bicara. “Mulai dari organ bicara dan sekitarnya, artikulasi, bahasa dan bicara, suara, pendengaran, serta irama,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)