Tadi pagi, bertempat di gedung Indosat Surabaya tidak kurang 400 Wakasek Kesiswaan dari jenjang SMP hingga SMA mengikuti pembekalan pelaksanaan terkait Layanan Orientasi Sekolah yang akan berlangsung mulai tanggal 15, 16, 17 Juli 2013 dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta menyambut tahun ajaran baru 2013.
Pembekalan pelaksanaan Layanan Orientasi Sekolah (LOS) kepada para Wakasek Kesiswaan dibuka secara resmi oleh Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM. Dalam sambutannya Kadispendik Ikhsan menghimbau para Wakasek Kesiswaan bersama para pengurus OSIS untuk menyiapkan masa orientasi sekolah (MOS) yang pada tahun ini berganti nama menjadi layanan orientasi sekolah (LOS). Penggunaan kalimat LOS bertujuan untuk menghilangkan stigma negatif dikalangan siswa dan masyarakat yang selama ini identik dengan perploncoan. “Adik-adik ini nanti yang akan mengikuti LOS akan dilayani sepenuhnya oleh kakak-kakak OSIS yang telah dilatih bersama skipper dan indosat”.
Lebih lanjut, Kadispendik Ikhsan menerangkan, ada empat hal yang menjadi titik berat dalam LOS ini, yakni membuat lingkungan sekolah menjadi nyaman dan menyenangkan bagi siswa baru, menyiapkan kegiatan secara serentak (student movement) baik itu kegiatan pelestarian lingkungan, sosial, dan kegiatan-kegiatan lain yang positif, kemudian dalam LOS ini nanti para siswa baru akan dibekali pengetahuan tentang penggunaan internet yang sehat, kreatif dan inovatif serta adanya lomba antar sekolah melalui dunia maya. “Nanti sekolah-sekolah akan berlomba-lomba membuat sebuah yel-yel sekolah/flash mob yang kemudian diunggah ke media sosial untuk dinilai khalayak luas”.
Sementara itu, Adri Suyanto pembicara yang sekaligus seorang motivator dalam pelatihan pembekalan LOS ini, mengungkapkan bahwa saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan internet sudah tidak asing lagi di kalangan pelajar Surabaya. Oleh karena itu, para siswa baru nanti akan di bekali dengan pengetahuan penggunaan internet yang sehat, kreatif dan inovatif. “Dalam LOS ini nanti, para siswa baru akan diajarkan menggunakan beberapa media sosial yang sehat, kreatif dan inovatif”.
Adri juga menambahkan, penggunaan media sosial yang sehat, kreatif dan inovatif salah satunya membuat kalimat-kalimat yang bertujuan untuk membangun kecintaan siswa terhadap orang tua, lingkungan, serta pada sekolah masing-masing. “Dengan banyaknya hastag pada salah satu jejaring sosial, para siswa baru dapat mengharumkan dunia pendidikan Surabaya di kancah internasional”. (Humas Dispendik Surabaya)