Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya bersama Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Aula Ki Hajar Dewantara, Kamis (25/7/2019). FGD ini terkait SDN inklusi Kota Surabaya. Terdapat 15 SDN inklusi yang menjadi peserta. Tiap sekolah mengirimkan tiga peserta.
Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan mengatakan, saat ini di Kota Surabaya sudah ada 50 SDN inklusi dan 25 SMPN inklusi. Untuk pengembangan sekolah inklusi, sedang dilakukan pemetaan. Hasil pemetaan ini akan dijadikan sarana pembuatan program.
“Hasil pemetaan nanti bisa digunakan oleh sekolah, baik itu guru pendamping maupun kepala sekolah, untuk pengembangan ana-anak,” katanya.
Selama FGD, lanjut Ikhsan, akan diberikan kuesioner. Kuesioner tersebut harus dijawab dengan valid agar tindak lanjut dari FGD bisa sesuai. “Kalau kepala sekolah apa yang dilakukan, untuk pendamping nanti bagaimana, guru apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
Anggota Tim Fakultas Psikologi Unair, Ika Febriani mengatakan, kemajuan pendidikan inklusi di Kota Surabaya cukup pesat dibanding beberapa daerah lain. “FGD ini akan berusaha menggali cerita apapun tentang pendidikan inklusi,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)