Lebih dari 180 sekolah tadi pagi (29/09) mengikuti pembinaan yang digelar oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya di gedung aula SMKN 6 Surabaya.
Kepala Bidang Pemulihan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan BLH Nur Edi SE. MM, menerangkan kondisi lingkungan hidup di indonesia akhir-akhir ini memprihatinkan ditinjau dari banyaknya bencana yang terjadi. Melalui kegiatan pelestarian lingkungan diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan terutama di kota Surabaya.
Untuk itu para generasi muda yang merupakan sebuah agen perubahan diharapkan dapat berpartisipasi bersama sekolah menjaga serta melestarikan lingkungan yang ada.
Edi menambahkan, tujuan diadakannya kegiatan sosialisasi ini agar para sekolah adiwiyata dapat menyalurkan pengetahuan serta informasi tentang kegiatan pelestarian lingkungan kepada sekolah binaan, ataupun sekolah-sekolah yang belum mendapatkan pembinaan sama sekali.
Acara sosialisasi sekolah adiwiyata dibuka secara resmi oleh Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM. Dalam sambutannya Ikhsan mengemukakan kegiatan sosialisasi ini merupakan sebuah saluran pembinaan kepada sekolah adiwiyata, untuk bersama mengembangkan serta menyalurkan pengalaman serta pengetahuan di bidang lingkungan kepada sekolah-sekolah lainnya. Dengan demikian kepedulian dalam menjaga kelestarian lingkungan dapat tercipta bersama.
Dalam kegiatan ini juga menghadirkan sekolah-sekolah yang telah berhasil meraih gelar sebagai sekolah adiwiyata tingkat nasional maupun mandiri untuk dapat memotivasi sekolah-sekolah lain agar dapat berinovasi di bidang kelestarian lingkungan. Sekolah tersebut diantaranya, SMAK Mater Amabilis, SD SAIM, dan SD Yamasa.
Djoko Wismono, S. Ag, guru pembinan lingkungan hidup di SMAK Mater Amabilis menerangkan, salah satu kiat dalam membentuk sekolah adwiyata diantaranya membentuk tim adiwiyata, melakukan kajian lingkungan untuk mengetahui gambaran dan kondisi lingkungan sekolah, menetapkan rencana aksi berdasarkan empat komponen dan delapan standar adiwiyata, melaksanakan kegiatan aksi lingkungan dan yang terkakhir evaluasi.
Djoko menambahkan bahwa, bahwa dirinya dan sekolahnya patut berbangga karena dengan menyandang predikat sekolah adiwiyata nasional dapat bertemu dengan menteri, bahkan sekolah-sekolah lain dapat bertemu wapres hingga presiden, tuturnya. (Humas Dispendik Surabaya)