Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebentar lagi akan kita hadapi bersama, tentunya membutuhkan sebuah persiapan yang matang terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah hal yang tidak terpisahkan dalam mencetak para generasi bangsa yang memiliki daya saing tinggi dan berwawasan global. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya sebuah peningkatan kualitas baik dari segi guru, siswa, maupun sekolah.
Menghadapi hal tersebut, dihadapan para guru dari luar derah dan guru-guru Surabaya Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menyampaikan bahwa dalam menyambut MEA berbagai upaya telah dilakukan Dispendik mulai dari perubahan paradigma mengajar sampai pada peningkatan kompetensi guru melalui program P2KGS.
“Sejak dua tahun lalu guru-guru Surabaya telah melakukan sebuah perubahan besar dalam cara mengajar mereka, dari semula yang hanya menggunakan metode ceramah sampai kini telah memanfaatan IT sebagai penunjang kegiatan belajar mereka di kelas”, tutur Ikhsan dalam acara Seminar Peran SMA dan SMK dalam menghadapi MEA yang digelar oleh Universitas Surabaya (UBAYA) tadi (18/09) di Hotel Ibis Jemursari.
Ikhsan menambahkan tidak hanya peningkatan kompetensi guru, kompetensi siswa terus didorong untuk terus berprestasi baik dari segi akademis dan non akademis. Sampai saat ini prestasi siswa Surabaya mencapai 5.344 prestasi mulai dari tingkat kota sampai internasional.
“Pemanfaatan rumah bahasa sebagai sarana memperdalam cara berkomunikasi menggunakan bahasa asing telah banyak banyak dimanfaatkan oleh siswa Surabaya untuk menimba ilmu”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB tersebut menuturkan selain mendorong siswa untuk terus berprestasi Pemkot Surabaya juga telah memfaslitasi kebutuhan para siswa mulai dari penyediaan sarana belajar yang memadai sampai pemberian bea siswa ke perguruan tinggi bagi siswa yang kurang mampu.
Terkait peningkatan kualitas sekolah, Ikhsan bercerita bahwa dalam melakukan perecanaan sampai penganggaran, sekolah-sekolah Surabaya telah menggunakan acuan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sebagai acuan.
Hasil EDS nantinya dipergunakan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan, mana-mana yang harus dibenahi dan ditingkatkan. Jadi sekolah tidak bisa seenaknya sendiri dalam melakukan pengelolaan keuangan sekolah harus berdasarkan EDS. Malalui Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS) sekolah melakukan perancanaan, penganggaran sampai pertanggungjawaban laporan secara online.
Peran aktif para pelajar dalam berorganisasi melalui Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes) turut menjadi bahasan menarik dalam seminar ini. Melalui orpes para pelajar Surabaya terus berkreasi dan peka terhadap lingkungan sekitar. Berbagai kegiatan mulai dari tanam mangrove sampai Kongres Pelajar Nusantara (KPN) telah berhasil dilaksanakan. (Humas Dispendik Surabaya)