Sebanyak 108 peserta yang meliputi para pengelola, bendahara, serta sekretaris dari masing-masing Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dapatkan tambahan bekal ilmu enterpreneurship dari para dosen Universitas Ciputra.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menyampaikan upaya peningkatan mutu serta kualitas pendidikan di Surabaya tidak hanya dilakukan pada pendidikan formal, menurutnya ada dua hal utama yang saat ini tengah dilakukan Dispendik.
Pertama melakukan penataan secara administratif tiap-tiap lembaga sehingga nantinya memperoleh akreditasi, dan kedua melakukan peningkatan mutu SDM lembaga.
“Setelah tiga tahun lalu konsentrasi pada pendidikan formal, saat ini giliran fokus kita kepada pendidikan non formal agar sama-sama meningkatnya”, ujar Ikhsan dihadapan para pengelola PKBM, Selasa (15/03) di ruang Ki Hadjar Dewantara.
Salain melakukan pembenahan PKBM, sejak satu tahun lalu bersama para ahli Dispendik juga telah merancang grand design pendidikan non formal/informal untuk jangka 5-10 tahun ke depan. Salah satunya wujudnya saat ini ialah lahirnya rumpun-rumpun keahlian yang berfungsi melakukan pembinaan serta koordinasi para anggota, agar ketika ada lembaga yang habis masa berlakunya dapat diingatkan untuk melakukan pengurusan izin perpanjangan.
“Rumpun-rumpun tersebut juga dapat berfungsi sebagai deteksi dini terhadap lembaga-lembaga yang masih aktif atau tidak dan dapat saling mengingatkan”.
Terkait pengetahuan enterpreneurship, mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya berujar, bahwa kesempatan untuk mendapatkan bekal tambahan ini sangat langka, selain nantinya dapat dipergunakan mengembangkan jenis usaha PKBM juga dapat diajarkan kepada para peserta didik, untuk itu peserta dihimbau mengikuti acara demi acara dengan seksama.
Kasi Penmas PLS, Thussy Apriliyandari SE mengungkapkan bahwa saat ini Dispendik tengah gencar-gencarnya melakukan peningkatan mutu di semua lini, tak terkecuali pendidikan non formal seperti di PKBM. Selain menyiapkan mereka dalam menghadapi persaingan global juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas PKBM di Surabaya sehingga masyarakat nantinya tidak salah pilih dalam menentukan pendidikan non formal yang diinginkannya. Selain itu, pada kegiatan ini juga tengah dilakukan menyiapkan proses akreditasi masing-masing lembaga.
Sementara itu, Michael Nathaniel K Dosen Komunikasi Visual Universitas Ciputra menjabarkan, Indonesia di tahun 2045 mendatang akan menduduki peringkat empat dunia sebagai negera dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tetinggi. Menurutnya saat ini di negara-negara maju Enterpreneur bukan hanya sekedar bidang keilmuan tapi sudah menjadi gaya hidup.
Menurutnya saat ini dunia Enterpreneur sudah tidak bergantung lagi kepada siapa orang yang melakukannya, tempat dan waktu, ide, dan pangsa pasar. Namun lebih bergantung pada kolaborasi antar relasi dan kreatifitas dari masing-masing pelaku usaha. “Meskipun sama produknya, tapi harus memiliki sebuah ciri khas dari pada lainnya, itulah nanti yang membedakan”.
Oleh karena itu, guna menjawab tantangan global dibutuhkan adanya sebuah kreatifitas dalam mencapai kesuksesan. Peran industri kreatif dan kulutural memiliki fungsi selain Melestarikan budaya lokal, menginspirasi & membentuk budaya populer (Branding Budaya) juga mampu untuk menciptakan peluang bisnis. Tidak hanya itu gabungan industri kreatif dan kulutural juga mampu untuk memutar roda perekonomian, mempekerjakan orang, memasarkan dan mempromosikan daerah/ kota/ bangsa, serta menjadi batu pondasi untuk industri pariwisata. (Humas Dispendik Surabaya)