SURABAYA l SURYA Online– Banyaknya sekolah di Surabaya yang rusak, mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Untuk membantu Pemkot Surabaya segera memperbaiki sekolah yang rusak, pemerintah pusat mengucurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp Rp 68 miliar.
Kucuran DAK itu membuat anggaran perbaikan sekolah di Surabaya ini semakin banyak. Pasalnya, Pemkot Surabaya sendiri sudah mengucurkan Rp Rp 171 miliar dan sekarang ditambah dengan DAK sehingga total anggaran perbaikan sekolah rusak mencapai Rp 249 miliar.
Reny Astuti, anggota Komisi C DPRD (membidangi pembangunan) Surabaya, mengatakan dengan
anggaran perbaikan sekolah yang cukup besar, Pemkot harus segera merealisasikan perbaikan sekolah secepatnya.
“Kami ingin persoalan sekolah rusak sudah tidak ada lagi di Surabaya. Makanya kami mendesak agar segera direalisasikan perbaikannya terutama sekolah-sekolah yang rusak parah,” ujar Reny Astuti, Kamis (26/1/2012).
Politisi PKS ini menegaskan, saat ini sekolah rusak di Surabaya jumlahnya cukup banyak. Bahkan, berdasarkan data pada tahun 2011, di Surabaya terdapat 428 ruang kelas rusak berat dan 951 ruang kelas rusak sedang. “Dari jumlah itu masih banyak yang belum tersentuh perbaikan sama sekali,” jelas Reny.
Sementara Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Simon Lekatompessy meminta Pemkot membuatkan perencanaan yang lebih bagus di tahun 2012 nanti. Tujuannya, agar tidak ada lagi sekolah yang diperbaiki tiba-tiba berhenti di tengah jalan sehingga mengganggu belajar mengajar siswa.
“Jika memperbaiki ya harus total. Jangan diperbaiki setengah-setengah karena ini sangat mengganggu proses belajar mengajar. Dan kami harap dengan anggaran perbaikan yang cukup besar ini jangan ada kejadian sekolah rusak atau atap sekolah jebol,” jelasnya.
Sedangkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Hendro
Gunawan mengatakan, dengan anggaran sebesar itu pihaknya berjanji akan serius dalam memperbaiki sekolah rusak di tahun ini. “Kami berusaha untuk memperbaiki sekolah yang rusak,” katanya.
Ia menambahkan sekolah rusak di 2011 masih banyak dan di 2012 dimungkinkan semakin bertambah banyak. Namun, pihaknya berkeyakinan sekolah rusak itu bisa teratasi di 2012. “RAPBD 2012 sudah disahkan, mudah-mudahan perbaikan sekolah rusak tidak molor lagi,” ujarnya.
Seiring dengan program tersebut pihaknya akan menentukan perbaikan sekolah rusak dengan skala prioritas, terutama menentukan mana yang akan dibangun atau direnovasi terlebih dahulu dan mana yang tidak.
“Yang jelas, tidak benar kalau Pemkot mengabaikan sekolah rusak. Juga tidak benar Pemkot tak membuat skala prioritas perbaikan sekolah rusak. Artinya, bangunan mana yang butuh penanganan cepat, bangunan itu pula yang didahulukan,” jelas Hendro.