Tak salah jika kota Surabaya mendapatkan julukan sebagai smart city, berbagai pelayanan telah terintegrasi kedalam sebuah sistem menjadikan rujukan dari beberapa daerah di Indonesia untuk mengkaji dan mempelajarinya, terutama pada bidang pendidikan.
Kemarin, Rabu (19/06/2019) Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) menerima sejumlah rombongan dari Dinas Pendidikan Kota Banjar Baru. Rombongan diterima langsung oleh Sekretaris Dispendik Surabaya Aston Tambunan.
Sekretaris Disdik Banjar Baru Kusnadi menuturkan, Surabaya merupakan kota tujuan untuk belajar smart city yang sesungguhnya.
“Pada kesempatan ini kami ingin fokus untuk belajar tentang pendidikan, bagaimana sistem pelayanan yang ada”, ujar Kusnadi.
Pada kesempatan ini, Aston Tambunan menerangkan di Surabaya telah tersedia mall pelayanan terpadu yang terletak di Siola. Menurutnya semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyediakan fasilitas pelayanan, tak terkecuali Dispendik.
“Untuk Dispendik sendiri saat ini telah tersedia 32 aplikasi pelayanan termasuk gaji guru dan pengelolaan keuangan sekolah”, ungkap Aston.
Sementara itu, Kasubag Keuanagan Dispendik Iwan Imawan menamahkan untuk mempermudah sekolah dalam melakukan manajemen keuangan, baik yang bersumber dari APBN (BOS) maupun APBD (Bopda), Kota Surabaya memiliki sistem informasi pengelolaan keungan sekolah (SIPKS). Dalam sistem berbasis online ini, sekolah bisa merencanakan penggunaan keuangan, pelaksanaan, hingga pelaporan.
Iwan menambahkan mengungkapkan sumber pembiayaan pendidikan di Surabaya bersumber pada BOS dan BOPDA. Besaran BOPDA yang diberikan, yakni untuk siswa SD sebesar Rp. 29.000,-/siswa/bulan serta siswa SMP Rp. 80.426/siswa/bulan. Sedangkan untuk guru sekolah swasta diberikan jasa pelayanan (Jaspel). (Humas Dispendik Surabaya)