11 pemuda asing dari negara Rumania, Kanada, Jerman, Kamboja, Malaysia, Austria, Tunisia dan Maroko di SMPN 41 Surabaya, Senin (23/07/2018). Bersama Tunas Hijau, pemuda internasional program Earth Heroes 4.0 itu belajar pengelolaan lingkungan hidup di sekolah yang menjadi juara pada Surabaya Eco School 2017 itu.
Para pemuda asing itu belajar penerapan nol sampah plastik kepada warga sekolah, pengomposan sampah organik, pembuatan pupuk cair, realisasi kantin tanpa kemasan sekali pakai dan produksi makanan minuman herbal dari potensi sekolah.
“Sekolah ini adalah juara Surabaya Eco School 2017 yang berhasil mengajak warganya aktif merealisasikan zero waste atau meminimalkan sampah non organik khususnya sampah plastik. Yang kalian pelajari seharian di sekolah ini akan kalian sosialisasikan ke sekolah lain,” kata para exchange participants atau pemuda luar negeri itu.
Kompos dan pupuk cair produksi SMPN 41 Surabaya menjadi pusat perhatian dari para pemuda asing itu. “Kalian melakukan banyak aksi untuk mengolah sampah yang dihasilkan. Produk kompos kalian luar biasa,” kata Oussama Sfar dari negara Tunisia.
Hayat Kniz, pemuda dari negara Maroko, terkesan dengan keramahan dan keceriaan dari para siswa sekolah yang berlokasi di Jalan Gembong Sekolahan Surabaya ini. “Siswa sekolah ini sangat ceria dan ramah. Saya merasa betah di sekolah ini,” kata Hayat Kniz.
Rith Sovanthida, pemuda dari Kamboja, merasa tertarik dengan beragam karya yang dimiliki siswa SMPN 41 Surabaya. “Saya tertarik dengan produk mereka yang memanfaatkan sinar matahari untuk sumber energi pengisian baterai,” kata Thida, panggilan akrab Rith Sovanthida.
Sementara itu, peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli diperingati secara istimewa di SMPN 41 Surabaya dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan 11 pemuda asing itu. Aksi yang dilakukan adalah menggelar beragam permainan tradisional.
Diantara permainan tradisional yang dimainkan dakon, bekel, lompat tali, hulahop, tarik tambang, engkle, dan egrang. Teodor-Adrian Gugea, pemuda dari Rumania, mengaku merasa seperti sedang di negaranya dengan bermin engkle. “Di Rumania, permainan ini namaya sotrone,” Teodore-Adrian Gugea. (Humas Dispendik Surabaya)