………………………………………………………………..
Mulailah berbenah diri, Zero Waste kita mulai
Daur ulang sampah agar lebih berguna
Udara kan makin segar, nafas kita pun jadi lega
Karena kebersihan jaga
Ciptakan Surabaya Eco School sebagai wujud cita-cita
Semoga dunia bisa kembali tertawa….
……………………………………………………………….
Demikian cuplikan satu bait lirik jingle dari satu di antara peserta lomba, yaitu dari SMPN 23.
Tak kurang dari 491 siswa Surabaya yang berasal dari 52 sekolah, yaitu 13 SD Negeri/Swasta, 24 SMP Negeri/Swasta, dan 15 SMA/SMK Negeri/Swasta menggelorakan lirik-lirik jingle mereka dalam ajang lomba Jingle “Zero Waste” Surabaya Eco School 2016.
Lomba Jingle “Zero Waste” Surabaya Eco School 2016 diselenggarakan Minggu, 20 November 2016. Lomba yang diprakarsai oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya, serta didukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Hotel Mercure Grand Mirama, PO Mentari Pagi, dan PT Dharma Lautan Utama di Taman Flora Bratang Surabaya mulai pukul 08.00 WIB. Lomba yang semula dijadwalkan pelaksanaannya pada Minggu, 13 November 2016 ini diundur pada hari Minggu, 20 November 2016, bertepatan dengan peringatan Hari Anak Sedunia atau Universal Children’s Day 2016.
Mochamad Zamroni, Presiden Tunas Hijau, menuturkan bahwa ketentuan lomba jingle dalam rangka mendukung program Surabaya Eco School 2016, yaitu masing-masing sekolah hanya mengikutsertakan 1 tim jingle untuk menjadi peserta. Jingle yang ditampilkan berdurasi 180 detik – 300 detik. Penyisihan dilaksanakan secara live oleh masing-masing tim jingle sekolah di hadapan dewan juri. Tim jingle terdiri atas sedikitnya 5 orang, yang berperan sebagai vokalis dan pemain alat musik, tambahnya.
Masih menurut Mas Roni, sapaan akrab Mochamad Zamroni, komposisi pemain merupakan perpaduan antara siswa dan guru. Alat musik pengiring yang digunakan adalah perpaduan dari alat musik umum, dan alat musik daur ulang, hindari menggunakan alat musik dari bahan drum. Jumlah alat musik yang boleh digunakan maksimal sebanyak 3 alat musik. Yang penting, lirik jingle harus mengandung ajakan atau himbauan untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis, pungkas Mas Roni. (Humas Dispendik Surabaya)