Pemerintah terus menggalakkan peningkatan mutu pendidikan di daerah khusus. Salah satu upayanya mengadakan pertukaran kepala sekolah dan on the job learning (OJL) sekolah mitra dari sekolah maju dengan kepala sekolah imbas belum maju yang berasal dari daerah khusus. Kepala sekolah ini akan saling berbagi pengalaman terkait penguatan dalam bidang manajerial, supervisi dan pengembangan kewirausahaan.
Berdasar surat penugasan dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebanyak delapan (8) sekolah di Kota Surabaya menjadi sekolah mitra dari sekolah maju. Terdiri atas 5 SDN dan 3 SMPN, yakni SDN Bubutan IV, SDN Jajartunggal III, SDN Kaliasin I, SDN Airlangga I, SDN Dr. Soetomo V, SMPN 3, SMPN 6, dan SMPN 26. Para kepala sekolah tersebut telah menjalani workshop program pertukaran kepala sekolah tahap 1 di Jakarta mulai Senin (23/07/2018) sampai Kamis (26/07/2018).
Kepala SMPN 3 Surabaya Budi Hartono mengatakan, setiap sekolah mitra akan mengimbas kepada dua sekolah. Sebelum kepala sekolah mitra datang ke sekolah imbas, kepala sekolah imbas akan mendatangi sekolah mitra selama 7 hari untuk mencari ilmu. “Jadi, akan ada 16 kepala sekolah se Indonesia dari sekolah imbas yang datang ke Surabaya untuk belajar,” katanya saat dikonfirmasi dari Surabaya usai mengikuti workshop di Jakarta, Kamis (26/07/2018).
Sesuai jadwal, on the job learning (OJL) tahap I atau kepala sekolah imbas dan kepala sekolah mitra ke lokasi sekolah mitra pada Kamis (26/07/2018) sampai Rabu (01/08/2018). Setelah ini tuntas, maka diselenggarakan kembali workhsop tahap 2 di Jakarta mulai Rabu (01/08/2018) sampai Jumat (03/08/2018) mendatang.
Usai workshop tahap 2 usai, selanjutnya melaksanakan OJL tahap II dengan kepala sekolah imbas dan kepala sekolah mitra menuju lokasi sekolah imbas mulai Jumat (03/08/2018) sampai Kamis (09/08/2018). “Hari ini OJL tahap I dilepas Direktur GTK di Jakarta,” tutur Budi.
Budi menerangkan, semua program yang bagus di sekolah mitra boleh diserap oleh sekolah imbas. Dengan begitu, program tersebut bisa menyebar ke sekolah wilayah tertentu untuk menyamakan kualitas. “Biar tidak ada lagi sekolah yang kualitasnya tertinggal,” jelasnya. SMPN 3 Surabaya sendiri menjadi sekolah mitra untuk SMPN 4 Monta dan SMPN 2 Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala SMPN 26 Surabaya Akhmat Suharto menambahkan, beberapa program di SMPN 26 yang bisa diterapkan ke sekolah imbas adalah literasi sekolah, sekolah adiwiyata, serta kantin kejujuran. “Saya ditugaskan ke SMPN 2 Lemboraya dan SMP Satu Atap Negeri Lembo, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Nanti program SMPN 26 bisa diterapkan di sana,” terangnya.
Berdasar data yang dihimpun, SDN Bubutan IV Surabaya akan menjadi sekolah mitra untuk SD Muhammadiyah Tanjung dan SDN Dulang III, Kabupaten Sampang, Jatim. SDN Jajartunggal III Surabaya ke SD Inpres 19 Kapatlap dan SDN 15 Fafanlap, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. SDN Kaliasin I Surabaya ke SDN I Perigi dan SDN 02 Pemongkong, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Selanjutnya, SDN Airlangga I Surabaya ke SDN Ende 5 dan SD Inpres Watujara, Ende, NTT. SDN Dr. Soetomo V Surabaya menjadi sekolah mitra SDN Roja 3 dan SD Inpres Bhoanawa 2, Ende, NTT. SMPN 6 Surabaya ke SMPN 10 Kabupaten Sorong dan SMPN 4 Kabupaten Sorong, Papua Barat. (Humas Dispendik Surabaya)