Selama enam hari yakni 24-29 Juni 680 guru kelas VI mendapatkan pelatihan kurikulum 2013. Mereka yang dilatih tersebut berasal dari sekolah-sekolah piloting yang belum mendapatkan pelatihan kurikulum 2013.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dispendik Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd menerangkan sebanyak sembilan tempat pelatihan kurikulum (TPK) digunakan dalam pelatihan kurikulum. Sembilan TPK tersebut diantaranya SDN Tengglis Mejoyo I, SDN Kapasari 8, SDN Dr. Soetomo 5, SDN Manyar Sabrangan 2, SDN Semolowaru I, SDN Menanggal 601, SDN Airlangga, dan SDN Penjaringansari II.
“Masing-masing kelas akan diisi oleh 2 Instruktur Nasional (IN), total ada 17 kelas yang dipergunakan dalam pelatihan K 13 ini”.
Sementara itu, Istas dari LPMP mengungkapkan pelatihan kurikulum 2013 kepada guru kelas VI ini dilakukan secara serentak di Jawa Timur, pelatihan ini nantinya juga merambah pada guru-guru kelas III tingkat SD.
Gatot Efendi salah seorang IN menuturkan bahwa pada hari pertama ini para guru mengisi lembar pre-tes kemudian dilanjutkan penyampaian materi tentang rasional dan elemen perubahan kurikulum.
Lebih lanjut, Gatot menjelaskan dalam rasional pengembangan kurikulum terdapat dua tantangan besar yakni tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal terkait kondisi pendidikan yang dikaitkan dengan delapan standard nasional pendidikan (SNP), sedangkan jumlah penduduk Indonesia produktif usia 15-64 tahun lebih banyak dibandingkan dengan usia non produktif yakni usia anak-anak 0-14 tahun dan orang tua 65 tahun keatas. Hal tersebut menyebabkan harus adanya transformasi dimana sumber daya yang produktif tesebut diubah menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi.
Untuk tantangan eksternal IN asal SDN Ngagel Rejo 5 ini menambahkan bahwa arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern, terutama nantinya dalam menghadapi WTO dan MEA. (Humas Dispendik Surabaya)