Surabaya memang tidak pernah mencanangkan sebagai kota inklusi, namun perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam mengembangkan sekaligus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan inklusi sangatlah tinggi.
Melalui penyediaan kelas layanan khusus sampai pada penyediaan sarana dan prasarana memadai didukung dengan tenaga pendidik yang handal dan professional menjadikan pendidikan inklusi semakin maju dan berkembang. Hal tersebutlah yang menjadi daya tarik bagi daerah lain untuk mengkaji dan mendalami pendidikan inklusi di Surabaya.
Tadi pagi (18/11) bertempat di ruang aula Ki Hajar Dewanatara Dinas Pendidikan (Dispendik) menerima kunjungan 100 orang guru inklusi dari Kabupaten Probolinggo, mereka nantinya akan melakukan benchmarking ke beberapa sekolah inklusi di Surabaya diantaranya SDN Klampis Ngasem I, SMPN 29, dan SMKN 8.
Sekretaris Dispendik Surabaya Drs. Aston Tambunan, M. Si menerangkan meskipun Surabaya tidak mencanangkan sebagai kota inklusi berbagai upaya telah dilakukan dalam mengembangkan pendidikan inklusi, seperti dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) sekolah wajib menerima anak-anak berkebutuhan khusus tersebut, sementara dalam hal pengembangan bakat dan kreatifitas siswa setiap tahunnya Dispendik mengadakan kegiatan Apresiasi bagi siswa inklusi se-Surabaya.
Terkait pengembangan program pendidikan, Aston menambakan ada 15 inovasi pengembangan program pendidikan di Surabaya. Lima belas inovasi program pendidikan di Surabaya, diantaranya Profil Sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), Seleksi Kepala Sekolah, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online, Tantangan Membaca 2015, P2KGS, Profil LKP dan PKBM serta Aplikasi Gaji Online.
Sementara itu, dihadapan para guru inklusi Kepala Bidang Dikmenjur Drs. Sudarminto, M. Pd menyampaikan bahwa dalam hal peningkatan kualitas mengajar, banyak guru Surabaya yang telah mendapatkan beasiswa ke Australia dan Osaka, Jepang.
Menunurutnya, jalinan kerjasama yang baik antar kedua negara tersebut semakin menambah mutu dan kualitas pendidikan inklusi Surabaya berkembang dengan baik. (Humas Dispendik Surabaya)