Tujuh sekolah dasar (SD) di Surabaya ditunjuk Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengikuti Focus Group Discussion (FGD) sekolah aman dan menyenangkan yang digelar oleh Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (Puslitjakdikbud) di kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Meni Handayani dari Puslitjakdikbud, mengatakan proses pembelajaran yang paling lama adalah waktu di SD. Disitu merupakan awal pembentukan sikap, karakter serta kreatifitas anak sehingga terpelihara dan mampu berkembang dengan baik. Sedangkan untuk gurunya, mampu menyisipkan pendidikan karakter untuk menumbuhkembangkan kreatifitas anak.
“Kedatangan kami ke Surabaya adalah untuk melihat langsung praktik baik yang ditelah diterapkan dalam rangka implementasi sekolah aman dan menyenangkan,” ungkap Meni, Selasa (24/07/2019).
Menurutnya, untuk mendukung terwujudnya sekolah aman dan menyenangkan diperlukan sosok kepemimpinan kepala sekolah serta guru-guru yang mampu menyajikan sebuah proses pembelajaran aktif, inovatif dan kreatif.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan menyampaikan sejatinya penerapan sekolah aman dan nyaman di Surabaya telah berlangsung melalui beragam kegiatan mulai dari eco school, ngosek bareng, UKS, kegiatan konseling siswa, hingga upaya peningkatan prestasi melalui pengembangan bakat akademik dan non akademik siswa.
“Ibu Wali Kota selalu menyampaikan anak tidak mesti bidang akademiknya saja yang ditonjolkan tapi juga bidang non akademik juga mendapatkan ruang dalam menghantarkan siswa meraih kesuksesan,” terang Ikhsan.
Ikhsan menyampaikan pengenalan lingkungan sekolah juga dilakukan kepada siswa dan orang tua pada waktu pelaksanaan PPDB, untuk siswa dikenal dengan Layanan Orientasi Siswa (LOS) dan orang tua dikenalkan lewat Layanan Orientasi Orang Tua (LOOT).
Sementara itu, Kepala SDN Bubutan IV Sastro berujar untuk membuat sekolah menjadi lebih menyenangkan dan memberikan motivasi tersendiri dalam kegiatan belajar mengajar disediakan beberapa jenis permainan tradisional seperti egrang, serta pendampingan khusus untuk siswa inklusi. (Humas Dispendik Surabaya)