Puluhan siswa SD dan SMP dari berbagai sekolah dengan mengenakan kostum pakaian daur ulang berjajar di Taman Suroboyo menyambut kedatangan Wakil Presiden RI H.M Jusuf Kalla dalam rangka puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2017 di Kenjeran Surabaya. Tidak hanya itu, sejak pukul 06.00 WIB para siswa dan guru turut membersihkan dengan mengumpulkan sampah yang ada di sekitar pantai batu-batu Kenjeran Surabaya.
Tahun ini Hari Peduli Sampah mengusung tema “Mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020: Jaga Keindahan Alam Gunung, Sungai, Laut dan Kelola Sampahmu Lebih Baik”. Pada puncak HPSN dilakukan bersih-bersih pantai, pemberian penghargaan inisiatif dan kinerja produsen dalam pengurangan sampah, pemberian penghargaan kepada bank sampah terbaik, penyerahan kredit usaha rakyat kepada bank sampah dan penyerahan sarana dan prasarana pengelolaan sampah serta peresmian daur ulang (PDU) sampah Jambangan Surabaya dan PDU Lamongan.
Di awal pidatonya Wapres Jusuf Kalla (JK) mengenang tragedi Leuwigajah, Bandung pada 12 tahun lalu. Tragedi gunung sampah itu menelan korban 157 orang karena disebabkan kecerobohan dalam mengelola sampah. JK berharap tragedi seperti Luewihgajah tidak terulang lagi.
Sampah menurut JK adalah bagian dari kehidupan manusia dan berubah fungsi seiring perkembangan industri. Untuk Indonesia, ada beberapa peraturan soal sampah namun belum cukup mampu mengatasi permasalahan sampah di masyarakat.
“Kita bukan ingin sosialisasi undang-undang, tetapi bagaimana mengubah perilaku mengatasi sampah. Sampah boleh menjadi kawan dan lawan. Kalau sampah adalah kawan maka harus ada treatment yang baik kepada sampah,” ujar JK.
JK juga menambahkan sampah adalah bagian dari kehidupan. Kita tidak mungkin membersihkan 100 persen sampah, kita tidak mungkin meniadakan sampah. Semua memiliki tanggung jawab sosial terhadap sampah. Industri harus bertanggung jawab dan ikut serta membiasakan masyarakat.
Menurutnya, sampah harus diatur, memberi manfaat, dan butuh upaya agar tidak timbul korban lagi. Tidak semua hari peringatan didahului dengan pengorbanan, hari sampah ini didahului dengan pengorbanan. Hari Peduli Sampah Nasional ini merupakan suatu upaya penyelamatan manusia akibat ketidaktahuan dan kesalahan mengatur sampah. Pemerintah bertanggung jawab tetapi juga bekerjasama dengan seluruh masyarakat.
Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam laporannya mengatakan, Peringatan HPSN diperingati setiap tahun pada 21 Februari dengan latar belakang terjadinya bencana lingkungan longsornya TPA Leuwi Gajah 21 Februari tahun 2005 yang menelan banyak korban jiwa.
Masih menurut Siti, Puncak acara HPSN 2017 di Pantai Kenjeran yakni dengan bersih-bersih pantai, pemberian penghargaan inisiatif dan kinerja produsen dalam pengurangan sampah, pemberian penghargaan kepada bank sampah terbaik, penyerahan kredit usaha rakyat kepada bank sampah dan penyerahan sarana dan prasarana pengelolaan sampah serta peresmian daur ulang (PDU) sampah Jambangan Surabaya dan PDU Lamongan.
Tri Rismaharini, walikota Surabaya dalam sambutannya mengatakan sejak 6 pagi tadi ada sekitar 16.000 warga melakukan kerja bhakti. Hal tersebut mendukung program kerja pemerintah Indonesia bebas sampah 2020. Sejak beberapa tahun lalu, Pemerintah Kota Surabaya beserta seluruh stakeholder warga Surabaya melakukan pengelolaan sampah mulai sumber rumah tangga, kampung, hotel, kampus, sekolah dan pasar dengan pengelolaan sampah mandiri dengan 3R Reduce, Reuse dan Recycling.
Walikota menambahkan, terdapat kurang lebih 28.600 kader lingkungan di kota Surabaya yang didampingi oleh 520 fasilitator lingkungan yang mendorong warga Surabaya serta memotivasi warga kampungnya agar bersih dan asri. Saat ini, pihaknya berhasil mengurangi sampah yang masuk ke TPA mencapai 10-20 persen. Dari Kampung bisa terkurangi 300 ton per hari, sedangkan dari Pasar Tradisional terkurangi sebanyak 39,59 ton per hari. (Humas Dispendik Surabaya)