Sekitar 125 pelajar SMA perwakilan dari seluruh provinsi se-Indonesia ikuti Jejak Tradisi Nasional (JATRENAS) 2015. Dari 125 pelajar tersebut 70 orang berasal dari pelajar SMA Surabaya. Jatrenas merupakan sebuah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Dirjen Kemdikbud dalam rangka pengenalan dan pemahaman keragaman budaya Indonesia kepada para pelajar. Acara yang belangsung di Hotel Oval Surabaya kemarin (10/8) dihadiri oleh Dirjen Kebudayaan Kemdikbud Kacung Marijan, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, dan Kadispendik Surabaya Ikhsan.
Dalam sambutannya Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan keanekaragaman suku, bahasa, adat istiadat serta corak budaya merupakan sebuah anugerah terindah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Beragam budaya yang ada agar menjadi sebuah keterpaduan yang harmoni yang harus dijaga dan dilestarikan.
“ Kita tidak perlu untuk mencari sebuah perbedaan, yang paling penting adalah mencari sebuah kesamaan, karena perbedaan itulah yang menjadi indah”.
Risma –panggilan akrab- Tri Rismaharini mengungkapkan banyak para pejabat Pemkot Surabaya yang berasal dari daerah lain, hal tersebut menunjukkan bahwa keberagaman suku serta budaya daerah lain menjadi sebuah keterpaduan untuk bersama berupaya membangun sebuah kota yang lebih baik.
“Seperti Kabag Humas kami dari Serui, Jayapura, Kadispendik juga dari Pontianak, dan masih banyak pejabat-pejabat lain dari luar Surabaya”.
Keterpaduan budaya merupakan sebuah kekuatan bangsa untuk mencapai masa depan negara yang lebih baik. Masih menurut alumnus ITS tersebut, kekuatan bangsa berasal dari keterpaduan, sehingga jika bangsa kita bersatu maka bangsa-bangsa lain akan segan pula.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kacung Marijan menuturkan dari kegiatan Jatrenas dari tahun ke tahun sebanyak 5.552 warisan budaya telah didaftarkan dan dipatenkan. Ia menambahkan peran pelajar dalam melestarikan budaya bangsa sangatlah penting, karena pelajar nantinya sebagai penerus perjuangan bangsa.
Fani, pelajar SMAN 9 yang mengikuti kegiatan Jatrenas mengaku bangga dapat mewakili sekolahnya untuk mempromosikan kegiatan-kegiatan kebudayaan yang pernah diikuti di sekolah yang terletak di wilayah Surabaya pusat tersebut.
Rangkaian kegiatan Jejak Tradisi Nasional (JETRANAS) selama empat hari ke depan yaitu pengarahan serta pembagian kelompok peserta, di mana setiap kelompok mengumpulkan data tradisi melalui pengamatan dan wawacara terhadap para pelaku budaya (narasumber), mengumpulkan data yang disusun dalam bentuk laporan karya yang akan dipresentasikan dan dinilai oleh tim pembahas untuk menentukan tiga kelompok peserta terbaik. Materi yang ada dalam JETRANAS 2015 antara lain tatah wayang kulit, pedalangan, karawitan, ludruk, teknik pembuatan gamelan, bangunan tradisional, ludruk, tari remo, pakaian tari, pakaian pengantin tradisional, topeng Malang, batik dan reog.
Penyelenggaraan JETRANAS bertujuan agar generasi muda dapat mengetahui, mengenali, serta memahami keragaman budaya tradisi yang ada di Indonesia, menumbuhkan rasa saling menghargai terhadap budaya yang berbeda sebagai langkah antisipasi pertentangan/konflik sosial yang marak akhir-akhir ini. Pendidikan budaya dalam Jejak Tradisi Nasional diharapkan mampu memberi variasi segar dalam sistem pengajaran secara simulatif agar siswa tidak merasa jenuh dengan pengajaran secara tatap muka. (Humas Dispendik Surabaya)