Sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya lakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa sekolah pada hari pertama Ujian Nasional (Unas) tingkat SMA/MA/SMK dan sederajat, Senin (13/4). Sidak dilakukan ke sekolah penyelenggara Unas berbasis paper based test (PBT) dan berbasis computer based test (CBT).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sidak ke SMKN 8 dan SMAN 5 Surabaya. Wali kota perempuan pertama ini mendatangi kedua sekolah tersebut didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf serta Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan.
Risma menyatakan, sidak dilakukan sebelum Unas berlangsung supaya pemerintah bisa memantau langsung kesiapan sekolah untuk Unas CBT dan PBT. “Dari dua sidak tadi, persiapan di dua sekolah sudah bagus. Di SMA 5 Surabaya sudah ada genset dan pemerintah juga sudah berkoordinasi dengan PLN dan Telkom untuk kelancaran Unas CBT,” kata Risma.
Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan mengakui telah terjadi persoalan teknis di beberapa sekolah saat Unas CBT gelombang pertama dimulai. “Memang ada beberapa kendala, seperti login terlambat. Namun, ketika proses sudah berjalan, semua lancar kembali. Khususnya untuk gelombang selanjutnya,” ungkap dia.
Ikhsan menyatakan, sekolah penyelenggaran Unas tingkat SMA, baik PBT maupun CBT, di Kota Pahlawan sebanyak 230 lembaga. Rinciannya,132 SMA/MA dan 98 SMK. Dari 132 SMA/MA itu, 24 diantaranya penyelenggaran Unas CBT. Sementara, untuk jenjang SMK ada 30 lembaga penyelenggara Unas CBT.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dindik Surabaya Sudarminto mengaku, ruang ujian PBT dan labotariuan untuk pelaksanaan UN CBT sudah steril dan aman. Bahkan, semua ruangan untuk UN yang digelar hari ini sudah digembok sejak tanggal 8 April lalu.
“ Setelah try out 7 April lalu. Semua langsung disterilkan. Baik kepala sekolah, guru, pengawas, siswa dan penjaga sekolah pun dilarang keras masuk ke ruang ujian,” ungkap Sudarminto.
Menurut Sudarminto, sterilisasi ruang ujian pada UN 2015 ini lebih lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena biasanya panitia pelaksana baru melakukan steril tiga hari sebelum pelaksanaan. Bahkan, penempelan kartu UN di meja peserta baru dilakukan tiga hari sebelumnya. Namun, pada tahun 2015 ini penempelan kartu ujian dilakukan lima hari sebelum UN berlangsung. (Humas Dispendik Surabaya)