Foto : Suasana Sekolah Ramah Anak SDN Putat Gede I
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, mendapat kunjungan dari Tim Evaluasi Nasional Kota Layak Anak (KLA). Tim juri yang berjumlah lima orang tersebut, mengawali kunjungannya dilapangan dengan mendatangi sejumlah tempat di Surabaya. Seperti Puspaga, CC Room 112, dan Koridor Co-Working Space. Kunjungan tersebut dalam rangka penilaian dan verifikasi lapangan lomba Kota Layak Anak tahun 2018.
Kemudian, penilaian dilanjutkan pada hari Kamis, (07/06/2018) dengan penilaian paparan langsung dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, bagaimana selama ini Pemkot Surabaya menangani permasalahan anak di Surabaya. Dalam kesempatan ini, juga dihadiri oleh Forpimda Kota Surabaya, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Surabaya dan Camat.
Dihadapan Tim Juri, Wali Kota Risma menyampaikan berbagai upaya Pemkot Surabaya dalam menjadikan Kota Pahlawan, menjadi kota yang layak terhadap anak. Mulai dari menyediakan berbagai fasilitas untuk anak-anak, hingga bagaimana menyelesaikan masalah anak-anak yang mengalami kasus hukum.
“Kita punya berbagai fasilitas untuk menampung anak-anak menyalurkan hobinya, dan berbagai fasilitas pendukung untuk sekolah mereka. Kita punya Taman Baca Masyarakat (TBM), Broadband Learning Center (BLC), rumah bahasa dan berbagai fasilitas olahraga di Surabaya,” kata Wali Kota Risma, saat menyampaikan paparan di hadapan Tim Evaluasi Kota Layak Anak, bertempat di rumah kediaman, Kamis, (07/06/18).
Wali Kota Risma mencontohkan, Pemkot Surabaya melalui DP5A juga mempunyai Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di gedung Siola. Di Puspaga, warga Surabaya bisa melakukan konsultasi seputar masalah keluarga hingga konsultasi bagi pasangan yang akan menikah (Pra-nikah).
“Pemkot juga mendorong anak-anak muda untuk aktif di Karang Taruna, yang tersebar di 154 kelurahan di Surabaya,” paparnya.
Selain itu, lanjut ia, Pemkot Surabaya juga memiliki tempat khusus yang bertujuan untuk menampung anak-anak Surabaya yang tersandung dengan berbagai kasus hukum. Menurut ia, penempatan anak-anak tersebut diperlukan untuk memberikan pembinaan kepada mereka agar bisa berubah dan tidak mengulangi perbuatannya. “Kami juga memiliki shelter khusus untuk anak-anak yang memerlukan penanganan khusus,” terangnya.
Sekitar 1 jam lebih, Wali Kota Risma menyampaikan paparannya dihadapan Tim Juri, tentang bagaimana keberhasilan Kota Surabaya dalam menjadikan kota metropolitan yang ramah terhadap anak-anak.
Seorang Pakar Anak dari Ketua Tim Evaluasi Kota Layak Anak (KLA) Hamid Patilima memberikan apresiasi positif kepada Wali Kota Risma atas keberhasilannya dalam penanganan yang telah dilakukan kepada anak korban jaringan teroris. “Menurut saya ibu telah sukses untuk mengatasi itu,” ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan dari para tamu undangan.
Menurut Hamid, salah satu kota yang menempati urutan utama Kota Layak Anak baru Surabaya dan Surakarta pada tahun 2017. Ia berharap Kota Surabaya bisa menularkan ke kota-kota lain, tentang bagaimana keberhasilan Surabaya menjadi Kota Layak Anak.
“Dokumen-dokumen ini harapannya nanti ada di kantor wali kota. Dan pada saat ada orang yang ingin belajar di Surabaya, setiap indikator yang dicapai oleh Surabaya, kemudian akan menyebar ke seluruh Indonesia,” pesannya.
Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi menambahkan dalam analisanya, ia mencatat ada tiga hal yang membuat Surabaya lebih unggul dari kota-kota lain. Strategi Tri Pusat Pendidikan yang telah diterapkan oleh Pemkot Surabaya, yang dimulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat dianggap sangat efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan Surabaya.
“Saya pikir ketiga-tiga pilar itu diperkuat, saya yakin anak-anak kita akan menjadi anak-anak yang luar biasa,” tutupnya. (Humas Dispendik Surabaya)