Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini secara khusus menghadiri dan membuka Widya Wahana Pendidikan tahun 2018. Dalam sambutannya, Risma, sapaan akrab wali kota, sempat membagi pengalaman saat berkunjung ke luar negeri belum lama ini.
“Saya pergi ke luar negeri bukan untuk ngelencer, tapi itu murni tugas,” katanya, Rabu (12/12/2018).
Selama di luar negeri tersebut, ia mengunjungi gedung-gedung untuk pendidikan dan kesehatan yang dinilai cukup bagus sekali. Gedungnya setinggi tujuh lantai dan tidak ada lift atau eskalator sama sekali. Risma mengaku, dalam sehari bisa mengunjungi tujuh tempat sekaligus. Bila tiap gedung menaiki minimal tiga lantai, maka dalam sehari itu sama dengan menaiki minimal 21 lantai. Padahal kondisi cuaca di sana minus 7 derajat celcius.
“Yang ingin saya sampaikan, saya lihat anak-anak di sana tetap semangat dengan kondisi demikian. Apalagi di dalam kelas tidak ada pemanas. Mereka hanya menggunakan baju tebal untuk melawan dingin. Dengan kondisi itu, anak-anak tetap berusaha berprestasi,” ujar wali kota perempuan di Surabaya ini.
Risma mengaku, seluruh pihak, mulai dari guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemerintah harus mempersiapkan human development yang nantinya dapat bersaing dengan anak-anak dari seluruh dunia yang terbiasa dengan kesusahan. Ini seiring dibukanya era keterbukaan pada tahun 2020 mendatang, di mana sumber daya manusia dari seluruh dunia bisa masuk ke Indonesia.
“Kalau kita kalah dan anak-anak kita hanya jadi penonton, artinya sama dengan kita dijajah kembali,” tuturnya. Untuk menghadapi itu semua, lanjut Risma, anak-anak harus dibiasakan bekerja keras demi mencapai sesuatu. Mental anak-anak, IQ, dan emosional juga perlu diperkuat agar lebih tahan banting. “Jangan biasakan untuk mengeluh. Keberhasilan dan kesuksesan harus diraih dengan kerja keras,” imbuh Risma.
Wali kota sarat prestasi ini mengaku tidak bisa melakukan sendirian. Ia pun mengajak guru untuk menyiapkan anak-anak Surabaya bersiap menghadapi anak-anak dari luar negeri yang sudah teruji tahan banting. Sepanjang tidak melanggar aturan dan tidak melanggar perintah agama, Risma mengaku siap melakukan apapun untuk anak-anak Surabaya.
Sebanyak 71 stan sekolah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) dan 635 karya inovatif media pembelajaran milik guru mulai tingkat TK, SD, SMP mengikuti Pameran Pendidikan Widya Wahana Pendidikan. (Humas Dispendik Surabaya)