Ribuan guru di Kota Surabaya, mulai dari jenjang SD dan SMP baik negeri dan swasta, mengikuti pengarahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi secara daring melalui zoom meeting dan siaran langsung di Youtube Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Senin (5/03/2021). Pengarahan ini dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2021 serta untuk meningkatkan mutu guru SD dan SMP di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku tahu betul perjuangan guru dalam masa Pandemi Covid-19 ini sangatlah berat. Bagaimana daya dan upaya guru untuk menciptakan kader bangsa yang hebat tidak dilakukan melalui pembelajaran tatap muka, melainkan dalam jaringan (daring) atau online. Dengan begitu, kemampuan guru serta inovasi para guru sangat dibutuhkan dalam pendidikan di masa-masa sulit.
“Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, kita bisa serentak bergerak untuk mewujudkan merdeka belajar dan kita semua meniru Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Ini yang dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara,” ungkapnya.
Eri Cahyadi yakin, Kota Surabaya menjadi kota yang hebat, pendidikan menjadi kuat ketika seluruh stakeholder, terutama guru, menjadi garda depan dalam mewujudkan pendidikan yang maju di Kota Surabaya. “Saya berharap, sebagai guru menanamkan kepada anak didik bahwa pendidikan harus dicari terus, ilmu ini harus didapat, tidak pernah berhenti belajar,” tegasnya.
Para guru, lanjut Eri, juga tidak boleh tertinggal. Guru diharapkan memiliki kemampuan yang sama dengan peserta didik dibidang teknologi. Kalau tidak, peserta didik akan semakin tertinggal. Meskipun demikian, ia memahami ada sebagian yang malas belajar dengan teknologi. Namun, mau tidak mau, guru harus belajar untuk pengajaran ke anak didik. “Seperti yang sudah saya sampaikan tadi, belajar tidak pernah berhenti sampai napas terakhir, karena ilmu terus berkembang,” katanya.
Eri mengatakan, melihat data jumlah guru dan peserta didik jenjang SD dan SMP mulai setara antara sekolah negeri dan swasta. Hal ini yang diharapkan, karena sudah tidak ada perbedaan antara sekolah swasta dan negeri. Sehingga, pendidikan selama 9 tahun, anak didik di Kota Surabaya merasa nyaman untuk bersekolah di negeri atau swasta, tidak ada perbedaan kemampuan gurunya.
“Ktika ada pelatihan, insyaallah, di bawah kepemimpinan Pak Pomo (Kadispendik Kota Surabaya Supomo,red), akan dibagi rata. Tidak ada perbedaan. Perbandingan 50 persen 50 persen guru swasta dan negeri, saya yakin bisa dijalankan oleh Kadispendik, sehingga pemerataan bisa terwujud di Kota Surabaya,” jelasnya.
Ia meyakini, tidak mungkin pemerintah jalan sendiri, tidak mungkin pemerintah bisa mengentas kebodohan di Kota Surabaya kalau tidak bergandengan tangan dengan sekolah-sekolah swasta di Kota Surabaya. Sesuai dengan visi Pemkot Surabaya, Gotong Royong Menuju Surabaya Kota Dunia yang Maju, Humanis dan Berkelanjutan, tidak bisa lepas dari segi pendidikan.
“Ayo kita bangun Kota Surabaya dengan pendidikan yang kuat, pendidikan yang bermartabat, dengan pendidikan yang menjadi satu kekuatan utuh, tidak ada beda antara guru negeri dan swasta, bagaimana kita semua ini saling melengkapi satu sama lainnya,” tegas Eri. (Humas Dispendik Surabaya)