Pengalaman-pengalaman berharga akan lebih bermanfaat jika dituangkan kedalam sebuah bentuk tulisan. Melalui cerpen (cerita pendek) kumpulan pengalaman-pengalaman tersebut menjadi sebuah karya sastra yang bernilai tinggi.
Hal tersebut kemudian menginspirasi Annisa Putri, Diah Ayu Lestari, Ellys Seftian, Hany Ray Prianika, dan Intan Kusuma untuk menuangkan pengalaman mereka kedalam bentuk cerpen. Cerpen yang berjudul “Ginjal Untuk Unas” tersebut merupakan sebuah karya sastra dari para siswa-siswi SMK Satya Widya.
Kemarin (01/07) dengan Kepala Sekolah dan Guru pembimbing para siswa SMK Satya Widya tersebut menyerahkan kumpulan Cerpen yang telah dicetak menjadi buku kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. IKhsan, S. Psi, MM di ruang kerja beliau.
Kepala SMK Satya Widya Yusuf M. Pd menjelaskan, karya sastra dalam bentuk cerpen itu merupakan murni ide dari para siswa-siswi, sekaligus sebagai upaya mensukseskan program Tantangan Membaca Surabaya (TMS) 2015 yang kini tengah berlangsung.
Menurutnya, impian mendongkrak minat baca masyarakat bukanlah perkara yang mudah, hal tersebut juga tidak hanya bergantung pada program-program pemerintah saja. Dengan mendorong guru untuk cinta menulis dan membaca maka lambat laun budaya kelitarasian akan tertanam dalam diri guru dan siswa.
Sementara itu, Kadispendik Ikhsan mengapresiasi hasil karya siswa dalam bentuk buku cerpen tersebut. Ikhsan berujar, bahwa proses mewujudkan gerakan keliterasian di surabaya tidaklah mudah hal tesebut dapat diawali dengan kemauan dan para siswa untuk terus meningkatkan budaya membaca dan menulis sekolah, oleh karena itu dalam mendukung keliterasian tersebut Dispendik menyiapkan program TMS 2015.
“Target yang diharapkan sampai akhir Desember yakni siswa Surabaya telah membaca 1.000.000 buku”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB tersebut menambahkan mekanisme program TMS ini ialah siswa bisa meminjam buku yang dipilihnya untuk dibaca selama TMS 2015 baik di perpustakaan kelas, perpustakaan sekolah,perpustakaan daerah, taman-taman bacaan, atau pun membeli sendiri di toko buku.Siswa bisa membaca buku yang telah dipilihnya di sekolah mau pun di rumah.Siswa melaporkan rencana daftar bacaannya, dan hasil membacanya pada Tim Penyelenggara TMS di sekolah masing-masing. Siswa melaporkan kapan ia mulai membaca dan akan melaporkan kapan ia menyelesaikan membaca buku tersebut.
Ada pun target yang hendak dicapai oleh program Tantangan Membaca Surabaya 2015, jumlah sekolah peserta Tantangan Membaca Surabaya 2015 sebanyak 400 (empat ratus) sekolah/madrasah yang terdiri dari, SD/MI sebanyak 200 sekolah ,SMP/MTs sebanyak 125 sekolah, SMA/SMK/MA sebanyak 75 sekolah. Jumlah siswa peserta TMS diharapkan mencapai lebih dari 100.000 (seratus ribu) siswa. (Humas Dispendik Surabaya)