Peluncuran Program Wirausaha Lingkungan Hidup Surabaya Ecopreneur 2016 yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau, Pemerintah Kota Surabaya, dan Dispendik telah dimulai. Program yang mengajak sekitar 60 sekolah terpilih, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK se Kota Surabaya untuk menjaga dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup, sekaligus belajar berwirausaha dimulai dengan pelaksanaan workshop pertama untuk jenjang Sekolah Dasar sebanyak 28 sekolah pada hari Selasa (01/03), dan jenjang SMP sebayak 20 sekolah terpilih pada hari Rabu (02/03) di SMPN 23.
Sejumlah 28 SD terpilih, masing-masing mengirimkan lima orang siswa dan satu guru pendamping hadir pada Workshop pertama. Pada acara workshop tersebut setiap sekolah yang hadir diminta untuk memamparkan struktur perusahaan eco-preneur sekolah, target, program, dan produk yang diunggulkan. Selain itu, para peserta workshop juga diminta untuk memberikan inovasi terbaru pada Program Wirausaha Lingkungan Hidup Surabaya Ecopreneur 2016 ini.
Arief Fermansyah, aktivis Tunas Hijau, dalam paparannya menghimbau kepada para peserta bahwa Tunas Hijau berharap adanya muncul produk inovasi terbaru pada Program Wirausaha Lingkungan Hidup Surabaya Eco-Preneur tahun ini. Hal ini mengingat karena produk sekolah peserta Eco-Preneur tahun-tahun sebelumnya hanya identik dengan berbagai produk jenis makanan, aneka jenis minuman, dan produk-produk dari bahan daur ulang, pungkas Arief.
Pada sesi lain para peserta diajak berkeliling di seluruh area sekolah yang mendapat gelar Juara II Surabaya Eco School 2015 kategori Sekolah Menengah Pertama ini. Hutan sekolah merupakan objek destinasi peserta yang paling difavoritkan, karena di hutan sekolah para peserta dapat merasakan kerindangan pohon mentega dan lorong tanaman alamanda.
Selain berkeliling di sejumlah area, para peserta diajak praktik membuat lubang biopori. Tampak kekompakan dan antusias yang tinggi, tim Ecopreneur Spenfora berusaha sekuat tenaga untuk mengebor lubang saat pembuatan lubang biopori di hutan sekolah SMPN 23 Surabaya.
“Saya sangat betah di sini, karena rimbun sekali. Di samping ada beberapa sudut baca, tempat yang dijadikan sebagai sarana belajar yang nyaman di luar kelas.”, ucap satu di antara peserta.
Objek lain yang dikunjungi antara lain : di lahan Green House, ditempat ini para peserta dapat belajar membuat tanamam hidroponi, dan beberapa guru pendamping belanja sayuran dari proses hidroponik, yaitu slada air, dan sawi dengan harga Rp 5000,00/ons; di Rumah Kompos, peserta melihat proses penggilingan sampah daun menjadi kompos; Bank Sampah, tempah penyimpanan berbagai jenis sampah sebelum dijual; dan di Kantin Sehat, di sini semua peserta workshop mencicipi Es Krim Kepo secara gratis. Es krim Kepo yaitu es krim berbahan dasar dari buah pisang kepok. (Humas Dispendik Surabaya)